TRIBUNNEWS.COM MALANG, - Simulasi sistem pengamanan kota (Sispamkota), dalam rangka pengamanan Pemilu 2014 yang digelar Polres Malang, Jawa Timur, memakan korban, Kamis (27/2/2014). Seorang anggota buser Polres Malang terluka pada wajah dan mata terkena tembakan water cannon.
Brpika Hendrik tertembak water cannon ketika mengikuti simulasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Malang. Hendrik kini dirawat di klinik mata Kota Malang.
"Dibawa ke RSUD Kanjuruhan, tidak bisa menanganinya. Karena kondisi luka di matanya terlihat parah, mengeluarkan darah akibat terkena tembakan water cannon saat memperagakan aksi dorong dengan personel polisi yang mengamankan," jelas Ipda Sutiyo, Kepala Penyidik Unit IV Satreskrim Polres Malang, kepada Kompas.com, Kamis (27/2/2014).
Simulasi itu diikuti oleh 825 personel Polres Malang dan dipimpin oleh Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan Jayamarta. Dalam simulasi yang juga diikuti oleh puluhan anggota TNI, terlihat seperti kejadian yang sebenarnya.
Water cannon ditembakkan ketika adegan kericuhan akibat pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi yang betugas mengamankan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Malang.
Menurut Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jaya Marta, simulasi tersebut untuk mempersiapkan dan memberikan gambaran kepada masyarakat, bahwa polisi sudah siap mengamankan Pemilu 2014 nantinya.
"Apa yang telah dipraktikkan tadi, adalah tahapan kita dalam menanggulangi jika ada demo dan kerusuhan massa akibat tak terima hasil Pemilu. Kita simulasikan mulai menangani aksi damai hingga aksi yang brutal atau ricuh," katanya.
Saat ini tambah Adi, seluruh personel kepolisian di jajaran Polres Malang, sudah siap disebar ke seluruh TPS yang ada di Kabupaten Malang. "Seluruh lokasi TPS kita nilai rawan. Tujuannya agar dijaga secara ketat dan maksimal. Harapannya, pemilu berjalan aman dan damai," harapnya.