TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Terhindar dari maut saat Gunung Kelud meletus, tampak menjadi kelegaan tersendiri bagi warga Jawa Timur.
Bahkan, Warga Lingkungan Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, mengadakan acara selamatan atau syukuran, setelah terhindar dari dampak erupsi gunung itu, Kamis malam (27/2/2014).
LingkunganKarangrejo, berada di wilayah batas berpenghuni dalam radius lima kilometer selatan Gunung Kelud.
Syukuran digelar di persimpangan jalan menuju jalur lahar Kali Putih, yang berhulu di Gunung Kelud, diikuti ratusan warga dengan membawa "takir" atau wadah berisi nasi beserta lauk-pauknya.
Syukuran yang digelar dua minggu setelah Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2/2014) bertepatan malam Jumat Wage itu, dipimpin sesepuh lingkungan setempat, Mbah Tumijan Dalung.
Uniknya, selamatan itu menyajikan nasi gurih (sejenis nasi uduk) dengan masakan "Lodho" berupa daging ayam dalam bentuk utuh beserta perlengkapan lainnya.
Selain itu, acara itu juga menyajikan hidangkan pasir dari Gunung Kelud yang terbawa ke aliran jalur lahar Kali Putih.
"Hidangan pasir ini, sebagai simbol bahwa kami warga yang tinggal di wilayah terdekat dengan Gunung Kelud telah menyatu dengan alam. Pasir sebagai berkah yang mendatangkan keuntungan, sementara warga semuanya selamat," kata Priyono, ketua RT.02/RW.18 Desa Karangrejo.
Saat terjadi erupsi Gunung Kelud, semua warga Karangrejo dievakuasi ke selatan menuju beberapa lokasi di sekitar Kota Kecamatan Garum, yang berada di jalur utama Blitar-Malang.
Meski semua warga mengungsi hingga beberapa hari, kata Priyono, wilayah Karangrejo tidak terkena muntahan material vulkanik Gunung Kelud.
"Wilayah kami hanya sempat hujan kerikil, tetapi tidak terkena tebaran abu vulkanik. Malah dapat kiriman pasir kualitas terbaik melalui aliran Kali Putih," ujarnya.
Menurut beberapa warga sepuh di Karangrejo, baru pada letusan kali ini wilayah tersebut tidak terkena dampak merugikan dari letusan Gunung Kelud. Beberapa kali letusan sebelumnya, wilayah tersebut terkena tebaran abu hingga setebal setengah meter, pepohonan dan aneka tanaman rusak, serta banyak korban jiwa.
Warga juga bersyukur, hulu jalur lahar Kali Putih terbendung oleh timbunan bebatuan bercampur material belerang yang memenuhi aliran sungai, memanjang hingga lebih dari satu kilometer dengan tinggi sekitar 20 meter.
Berkat terjadinya "keajaiban" timbunan material vulkanik tersebut, saat hujan deras di hulu pun warga tidak perlu terlalu khawatir, karena lahar dingin Gunung Kelud tidak akan serta merta mengalir ke hilir Kali Putih.
"Kami seluruh warga di sini bersyukur karena telah terhindar dari bencana, semuanya selamat, tidak ada yang rusak, malah dapat banyak berkah," ujar Suroso, warga setempat.