Laporan Wartawan Tribun Timur/ Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, - Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros kukan dalam tiga tahap. “Tahap pertama 2015 hingga 2017, tahap kedua 2017 hingga 2020, dan tahap ketiga 2020 hingga waktu belum ditentukan,” kata Safety Managemen System Quality Departemen Head Angkasa Pura I Cabang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Gadang Widji Utomo usai menghadiri rapat kerja di DPRD Sulsel, Senin (17/3/2014).
Tahun 2015, Angkasa Pura I akan memulai pembangunan konstruksi. Sebelum itu, tahun 2o14, akan dilakukan pembebasan lahan seluas 80 hektare, yakni 60 hektare di sisi kanan dan 20 hektare di sisi kiri gedung terminal saat ini. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin kini menempati 800 hektare lahan, termasuk area runway.
Anggota Komisi D DPRD Sulsel, Ariady Arsal usai rapat menyampaikan, tahun ini akan dilakukan tender Detail Engineering Design atau DED untuk proyek pembangan bandara kelas satu ini. “Setelah itu, desain akan dipaparkan dalam public expose,” kata Ariady.
Pengambangan bandara dilakukan agar dapat menampung penumpang hingga 30 juta per tahun. Tahun 2013, kata Gadang, penumpang datang dan berangkat melalui bandara itu mencapai 8,6 juta. Padahal sebelumnya, tahun 2015 baru ditarget 7 juta.
“Nanti akan dibangun lagi terminal dua,” kata Gadang. Saat ini, terminal seluas 3.100 meter persegi sedang ditata ulang, termasuk area komersilnya.
Di bandara ini, Senin (24/3/2014) akan mulai dioperasikan Hotel Ibis Budget Makassar Airport, pertama di Indonesia. Hotel ini dioperasikan jaringan Accor memiliki layanan check-in assistance, baggage handling, dan flight information display system. Melalui layanan itu, penumpang atau tamu hotel dapat dibantu melakukan check-in dan memasukkan bagasi oleh petugas hotel.
Hotel ini memiliki 121 kamar dan bertarif murah. Dilengkapi ruang pertemuan, ruang sarapan, area internet, dan jaringan internet nirkabel super cepat.(*)