Laporan Wartawan Tribun Jogja, Obed Doni Ardiyanto
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Koordinator Relawan Induk Balerente Turahan Awu Merapi, Suharno, mengatakan aliran lahar dingin yang cukup besar dipengaruhi oleh abu vulkanik letusan Gunung Kelud yang sampai ke wilayah sekitar Gunung Merapi, termasuk Klaten.
Pada 2014 ini, banjir lahar dingin yang terjadi di Kaliworo, setidaknya sudah terjadi sekitar enam kali, namun dua diantara tergolong memiliki volume yang besar. Sifat abu vulkanik membuat air tidak dapat terserap ke dalam pasir ketika terjadi hujan.
"Dua tahun terakhir, 2012 dan 2013, dari pantauan kami selama ini, jarang sekali aliran lahar dingin sampai ke bawah. Namun setelah abu Kelud menutupi pori-pori pasir di Kaliworo, menyebabkan peresapan air sangat kurang, dan imbasnya lahar hujan meluncur hingga Manisrenggo, bahkan sempat dengan volume besar," jelasnya, di Klaten, Selasa (18/3/2014).
Pada banjir lahar dingin yang terjadi di Klaten Selasa (18/3/2014) ternyata terrjadi sebanyak dua kali. Aliran pertama yang terbilang kecil terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Aliran tersebut berlangsung sekitar satu jam.
Sedangkan aliran kedua mulai terjadi dan turun sekitar pukul 15.00 WIB. Aliran kedua tersebut membuat cek Dam Sukorini dan Borangan harus ditutup. Namun yang aliran pertama tersebut tidak sampai membuat kedua dam yang digunakan sebagai jembatan itu ditutup.
Besarnya volume lahar dingin membuat para penambang takut untuk tetap menambang ketika banjir lahar dingin terjadi. Salah seorang sopir truk, Priyono (45), warga asal Wonogiri, mengaku takut berada di Kaliworo saat terjadi aliran lahar dingin. Selain beresiko tinggi, dia sempat mengaku trauma. Priyono mengaku pernah harus melarikan diri dari kejaran lahar dingin di Kali Gendol, Sleman, DIY.
"Saat itu harus lari. Untungnya tidak kena. Lagian jika truk berada di aliran lahar dingin akan kesulitan bergerak. Saat ada aliran, roda truk tidak akan bergerak tetapi malah masuk ke dalam, dan jika truk terus dipaksakan akan terguling. Ditambah lagi aliran lahar dingin membawa berbagai material, termasuk yang terlihat sekarang ada bongkahan kayu juga," jelasnya.
Dia terpaksa harus menunda niatnya untuk mencari pasir di Cek Dam Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Selasa (18/3/2014). Dia memakirkan truknya di pinggir jalan, sembari menunggu aliran lahar dingin reda.