Laporan Wartawan Tribun Jogja Ekasanti Anugraheni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gunung Merapi kembali mengeluarkan embusan asap vulkanik disertai abu tipis, Kamis (27/3) pukul 13.14 WIB.
Namun, hingga berita ini diunggah, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum bisa memantau ketinggian embusannya.
"Kondisi puncak mendung, kami belum bisa mengukur ketinggian embusan, termasuk dampak abunya," ucap Kepala BPPTKG Subandriyo kepada wartawan, Kamis (27/3).
Menurut Subandriyo, embusan terjadi selama sekitar lima menit. Kemudian, selesai tanpa diikuti aktivitas lanjutan.
Diperkirakan, munculnya embusan ini dikarenakan adanya gempa vulkanik dalam pada Rabu (26/3) malam. Belum diketahui rincian skala gempa vulkanik dalam yang terjadi berikut waktu terjadinya. BPPTKG masih mencoba menganalisis dan mengumpulkan data terkait.
"Ini aktivitas embusan biasa. Merapi tetap normal," tandas alumnus UGM tersebut.
Subandriyo menegaskan, aktivitas embusan ialah hal wajar di Merapi. Kejadian serupa juga sering terjadi pascaerupsi Merapi 2010, sejak 2011 dan 2012. Hingga saat ini, BPPTKG juga belum mencatatkan adanya indikasi letusan magmatis.