TRIBUNNEWS.COM.MALANG - Rencana kehadiran Joko Widodo alias Jokowi, calon presiden yang diusung PDI Perjuangan ke Malang, Jawa Timur, dalam agenda kampanye nasional, Minggu (30/3/2014), tidak akan menampilkan hiburan dangdut. Kampanye nasional PDI Perjuangan di Malang akan diramaikan oleh hiburan seni tradisional asal Malang dan beberapa daerah di Jawa Timur.
Alasannya, selain memiliki nilai yang cukup tinggi untuk warga yang hadir dalam kampanye, hiburan seni tardisional khas Indonesia dalam kampanye PDI Perjuangan dinilai akan berdampak lebih efektif.
"Kampanye PDI Perjuangan nantinya tidak akan dihibur dengan dangdutan. Pak Joko Widodo lebih tertarik menghadirkan hiburan seni tradisional, seperti Reog Ponorogo, seni tradisional khas Malang yakni Bantengan dan beberapa seni tradisional lainnya yang ada di Malang," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang, Eddy Rumpoko, dalam jumpa pers, yang digelar di kantor PDIP Kota Malang, Jumat (28/3/2014) sore.
Menurut Eddy, kampanye nasional PDI Perjuangan itu, akan dihadiri langsung oleh calon presiden dari PDI Perjuangan Jokowi, Tjahjo Kumolo, Eriko Sotarduga, Ahmad Basarah, Kasto Kristiyanto, Sirmadji, dan seluruh caleg DPR RI Dapil V Malang Raya, Jawa Timur. Kampanye tersebut akan digelar di lapangan Mulyorejo, Kecamatan Sukun Kota Malang.
"Kedatangan Pak Jokowi tidak ada penyambutan atau konvoi. Pak Jokowi akan naik mobil kesukaannya mobil kijang inova," kata Eddy.
Jokowi, lanjutnya, meminta agar kampanye nasional PDI Perjuangan dan kehadirannya di Malang tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
"Makanya beliau meminta tak boleh ada konvoi. Tak mau hiburan dangdutan, takut mengganggu ke masyarakat sekitar lokasi kampanye," katanya.
Usai kampanye, Jokowi bersama rombongan akan menghadiri acara konsolidasi partai yang akan digelar di Kota Batu. Acara itu akan dihadiri seluruh kepala daerah dari PDIP di Jatim, anggota dewan dan pengurus partai.
Menurut Eddy pula, Jokowi juga ingin mengutamakan kehadiran masyarakat umum dalam kampanyenya. Jadi, bukan hanya kader PDI Perjuangan.
"Jika bisa sebanyak-banyaknya. Berapa orang yang akan hadir, saya tidak bisa memastikan," ujar Eddy.