TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bupati Semarang Mundjirin, berencana menggelar doa bersama di rumah Satinah, di Dusun Mrunten, Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Jawa Tengah, Selasa (1/4/2014) malam ini.
Acara itu, merupakan inisiatif Mundjirin menyikapi upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Satinah dari hukuman pancung di Arab Saudi.
"Pertama bertujuan untuk menguatkan batin, ketabahan keluarga. Kedua, mohon kepada Allah SWT supaya keluarga (eks majikan Satinah) dibukakan hatinya, untuk bisa menerima negosiasi dari tim khusus presiden yang dikirim ke Arab," ungkap Mundjirin, Selasa pagi.
Ia menjelaskan, kegiatan "slametan" tersebut akan dilakukan bersama warga Dusun Mrunten serta para tokoh masyarakat dan ulama setempat.
"Insya Allah, saya hadir bakda isya nanti," ungkapnya.
Sebelumnya, pada Minggu (30/3/2014) siang, Mundjirin bersama Kepala Dinsosnakertrans Sumardjito, untuk kesekian kalinya mengunjungi keluarga Satinah.
Hadir dalam kesempatan itu, Kasi Perdata Direktorat Perlindungan WNI dan TKI Kemenlu RI, Heni Kurniati yang mendampingi Nur Apriyani dan Paeri yang baru saja bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.
Bupati juga menyerahkan bantuan uang tunai yang diterima anak kandung Satinah, Nur Apriyana (20). Ikut mendampingi tiga orang saudara kandung Satinah termasuk Paeri dan Mbah Kemi (80), ibu kandung Satinah.