TRIBUNNEWS.COM.SITUBONDO - Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Dusun Beto Kodung, Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, resah.
Keresahan ratusan warga ini, disebabkan terjadinya guncangan gempa yang berlangsung sejak tiga hari lalu.
"Setiap hari adalimasampai enam kali terjadi gempa," ujar Nurhawi, salah seorang warga setempat saat ditemui Surya.
Sejak terjadinya gempa, ratusan warga tidak berani berada di dalam rumah. Melainkan mereka berteduh di bawa pohon pohon yang rindang.
"Warga masih trauma pak, kalau malam warga berkumpul di halaman yang lapang,"katanya sembari menunjukkan kondisi bangunan masjid yang retak dan asbesnya yang runtuh.
Kepala Desa Kedunglo, Asriyanto mengatakan, meski guncangan gempa tidak terlalu besar, namun beberapa rumah warga yang retak retak.
"Data yang diterima sampai saat ini, sudah adalimarumah yang retak dan plavon yang ambruk," kata Asriyanto, Kepala Desa Kedunglo, kepada Surya di lokasi gempa.
Selain rumah warga, sarana pendidikan dan tempat ibadah yang rusak ringan akibat guncangan gempa.
"Satu masjid dan musola serta sekolah SDN 6 Kedunglo juga retak," jelasnya.
Dikonfirmasi Surya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Zainul Arifin mengatakan, sejauh pihaknya belum mengetahui pasti posisi terjadinya gempa tersebut.
Untuk memastikan itu, pihaknya telah mendatangkan tim BMKG Tretes, Pandaan,Malang, untuk melakukan penelitian di lokasi gempa.
"Hari ini tim akan datang dan akan langsung ke lokasi gempa di Dusun Beto Kodung, Desa Kedunglo," kata Zainul Arifin.
Sebelumnya, pada tahun 2007 silam, guncangan gempa dahsat terjadi di wilayah Kecamatan Asembagus. Diantara Desa Kedunglo, Bantal, Kertosari dan Awar Awar. Kondisi terparah akibat gempa terletak di Desa Kedunglo. Bahkan, salah seorang warga patah tulang, akibat tertimpa reruntuhan rumah.