TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Jajaran Dinas Kesehatan Sumatra Utara bersiaga menghadapi penyebaran virus Middle East Respitatory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), yang terbawa jamaah yang baru pulang dari Timur Tengah.
Kini ada dua warga Sumut terduga pasien MERS-Cov. Terbaru adalah SHN (50), dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Sedangbedagai dirujuk ke RSUP Adam Malik, Medan, Senin (5/5) sore. Sebelumnya, jamaah umrah KS (54) asal Madina, meninggal di rumah sakit ini, Minggu (4/5) sore.
Saat ini, Dinas Kesehatan Sumut masih memantau jamaah umrah rekan almarhum KS. Selain itu, petugas kesehatan di Bandara Kualanamu sudah memasang thermal scan untuk mengukur suhu tubuh penumpang yang baru tiba dari luar negeri.
Ketua Departemen SMF Paru RSUP H Adam Malik, Prof Dr Luhur Soeroso mengatakan SHN berangkat umrah pada 20 April 2014 dan kembali pada Jumat (2/5).
"Sepulangnya ke Tanah Air, SHN dirawat di RS Medistra Lubukpakam, Deliserdang. Dia mengalami demam, sehingga dirujuk ke RSUP Adam Malik. Tiba di RSUP Adam Malik pada Senin (5/5) sekitar 16.30 WIB. Kondisinya demam seperti flu biasa tapi lekosit dan trombositnya masih tinggi. Kondisinya tidak seburuk pasien (suspect MERS yang meninggal dunia) kemarin. Mereka juga berbeda penerbangan," kata Suroso dalam konferensi pers, Selasa (6/5).
Meski masih dirawat di gedung Rawat Infeksius, kondisi SHN ini masih baik. Lekosit trombosit tidak turun. Bahkan foto thoraxnya bagus. Sehingga diangnosis sementara tidak ada tanda-tanda pnemonia.
"Saya mengingatkan agar rumah sakit di daerah benar-benar memeriksa pasien sebelum merujuknya ke RSUP Adam Malik. Jangan hanya karena baru pulang umrah, lalu sakit sedikit, dikirim ke sini. Seharusnya diperiksa dulu lebih mendalam," ujarnya.
Ia mengakui pasien KS, meninggal di RSUP Adam Malik Medan, Minggu (4/5), mengalami keluhan mirip penderita yang MERS-Cov.
"Kondisi KS sudah sangat parah. Dia demam tinggi dan sesak napas. Selain ada infeksi yang cepat pada paru-paru, lekosit dan trombositnya juga sangat rendah. KS hanya dirawat beberapa jam di RSUP H Adam Malik sebelum meninggal dunia. Tapi pasien itu masih suspect belum terkonfirmasi MERS, karena swap (sampel cairan tenggorokan) tidak diambil karena tidak diizinkan keluarga," ungkapnya.
Plh Kadis Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati mengungkapkan rombongan jamaah umrah KS ada 30 orang. "Dari 30 orang tersebut, tujuh warga Sumatera Utara. Lima orang dari Madina, termasuk KS. Dua lagi yakni NABA (39) perempuan asal Langkat dan SBK (49) pria asal Deliserdang. Sisanya, 23 jamaah lagi dari Aceh," katanya.
Ia mengatakan enam warga Sumut rekan umrah KS masih tetap sehat. Sedangkan kondisi jamaah asal Aceh, ia tidak tahu.
"Kita imbau, masyarakat yang ada kontak dengan orang yang baru pulang umrah, dan memiliki gejala MERS, langsung berobat ke sarana pelayananan kesehatan. Kita sekarang sudah mengirimkan edaran ke seluruh jajaran dinas kesehatan dan rumah sakit se-Sumatera Utara untuk siaga MERS Corona Virus," tutur Sri.
Soeroso mengatakan RSUP Adam Malik bersiap menghadapi kemungkinan bertambahnya terduga pasien MERS. "Ruangan flu burung dulu, itu tempat ruang rawat mereka (nanti)," ungkap Soeroso.