Tiba di rumah sekitar pukul 05.30 Wita, suami Nora, FM alias Feri (49), marah-marah kepada Nora terkait pisau badik miliknya.
Beberapa menit kemudian sekitar pukul 06.10 Wita, Anggi keluar dari rumah untuk membeli bubur bagi anaknya.
"Saat saya beri makan anak saya, saya dengar ayah dan ibu bertengkar di dalam kamar," ujarnya lirih sembari mengatakan menyuruh kedua orangtuanya untuk berhenti bertengkar.
Kemudian, ibundanya keluar dan membuat kopi, ayahnya pun keluar dan meminum kopi tersebut sembari mengatakan kepada Melki (suami Anggi) untuk tidak usah pergi bekerja.
"Ibu saya pun membentak perkataan ayah, katanya, kalau Melki tidak bekerja nanti siapa yang bayar setoran motor?" tutur Anggi menirukan perkataan ibundanya yang telah tiada.
Anggi pun mendengarkan Nora, sekitar pukul 07.00 Wita pergi mengantar suaminya Melki ke Kelurahan Banjer tempat Melki akan bekerja. Setibanya di rumah, saat bermaksud menutup pintu depan Feri langsung memeluknya kemudian berkata sudah menelepon tantenya dan kakaknya yang berada jauh dengan mereka.
"Papa so dapa bunuh pa mama (Papa sudah membunuh Mama)," ucap Anggi mengucurkan air mata menirukan perkataan ayahnya.
Kemudian, Feri meminta Anggi yang sama-sama menangis, untuk mengantarnya ke kantor polisi menyerahkan diri dan berkata kepada Anggi cepat kembali untuk melihat kondisi ibunya. Berdasarkan keterangan Nora, saat ditemukan memakai pakaian dinas PNS dan memiliki dua sayatan pisau di lehernya.
Kapolsek Wenang Kompol Met Warouw, membenarkan adanya kejadian itu, ia menjelaskan kejadian berawal dari rasa kecurigaan.
"Itu dugaan sementara, dengan cara saling berebut pisau, dan ada sekitar dua sayatan 10 sampai 15 cm di leher korban, pelaku menyerahkan diri dengan barang bukti pisau badik," ujarnya.