TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA- Para pendukung penutupan lokalisasi Dolly-Jarak, seringkali mendapat intimidasi dari penghuni dan pekerja lokalisasi.
Bahkan dari warga yang setuju penutupan lokalisasi ada yang dianiaya.
Hal itu diduga dilakukan oleh para penolak penutupan lokalisasi untuk menggambarkan seolah seluruh warga kelurahan Putat Jaya sebagai lokalisasi Dolly-Jarak menolak penutupan.
"Kami sudah minta aparat keamanan untuk melakukan penanganan atas intimidasi itu, kasihan warga yang ingin mendapat ketenangan dari penutupan lokalisasi Dolly-Jarak menjadi ketakutan sekarang ini," kata Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya usai menyerahkan bantuan modal usaha bagi 79 warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly-Jarak, Senin (9/6).
Dijelaskan Risma, sebetulnya warga yang menginginkan lokalisasi Dolly-Jarak ditutup jumlahnya cukup besar.
Umumnya mereka meminta penutupan lokalisasi untuk bisa mendapatkan kehidupan normalnya kembali terbebas dari kehidupan malam yang hingar bingar.
Disamping itu, ungkap Risma, banyak warga yang khawatir akan nasib anak-anaknya yang bisa terpengaruh oleh kehidupan lokalisasi.
Padahal, para orang tua sangat mendambakan anak-anaknya kelak menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.
"Tapi kalau sudah terpengaruh oleh kehidupan lokalisasi akan bisa memupuskan harapan orang tua. Makanya penutupan Dolly-Jarak tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan," tutur Risma yang belum bisa menjelaskan teknis pelaksanaan penutupan lokalisasi Dolly-Jarak.
Risma: Upaya Bangun Opini Seolah Warga Tolak Penutupan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger