News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penutupan Dolly

PSK Dolly Menilai Uang Konpensasi Penutupan Lokalisasi Terlalu Kecil

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri (empat kanan), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tiga kanan), Gubernur Jatim Soekarwo (lima kanan) dan Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf (enam kanan) usai penandatanganan deklarasi penutupan lokalisasi Jarak-Dolly di Islamic Center, Jl Raya Dukuh Kupang, Surabaya, Rabu (18/6/2014). Dalam deklarasi tersebut sekitar 100 lebih warga terdampak penutupan lokalisasi dolly - Jarak, Putat Jaya membacakan deklarasi penutupan dan menerima bantuan usaha dari Kementrian Sosial. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mayoritas PSK Dolly dan Jarak memilih tidak mengambil kompensasi yang diberikan pemerintah dalam upaya menutup Dolly dan Jarak. Alasannya, terlalu kecil.

"Saya setiap bulan bisa dapat lebih dari Rp 10 juta. Kompensasi senilai Rp 5 juta itu terlalu kecil. Trus, setelah itu saya dapat uang dari mana lagi," kata Bunga, bukan nama sebenarnya.

Wanita yang sudah dua tahun bekerja di Dolly ini mengaku sangat berharap agar tidak ada penutupan lokalisasi. Alasannya, di situlah dia mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarga.

Demikian halnya disampaikan Suni, juga PSK Dolly. Dia merasa bahwa Pemerintah tidak adil jika menutup lokalisasi. Sebab, area prostitusi bukan hanya di lokalisasi, banyak di tempat-tempat hiburan dan panti-panti pijat.

"Di sini kami bekerja tanpa mengganggu orang lain. Kalau prostitusi mau dihilangkan, jangan hanya Dolly saja. Harus semua," kata wanita yang sudah lima tahun menjadi PSK di Dolly tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini