TRIBUNNEW.COM, LAMONGAN – Hampir 80 persen sejumlah jenis timbangan yang dipakai oleh para pedagang di Lamongan mengalami kerusakan.
Sehingga penunjukkan angkanya tidak sesuai lagi, ada yang lebih dan ada yang kurang.
Kasus ini terungkap saat dilakukan tera dan tera ulang alat ukur takar timbang dan perlengakpaan (UTTP) oleh pelaksana kegiatan operasional tera Metrologi Bojonegoro yang dipusatkan di Kantor Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Lamongan, Selasa (24/06).
“Hampir mencapai 80 persen timbangan yang dimiliki pedagang di Lamongan mengalami kerusakan,”ungkap Kasi Mekanik Teknik Metrologi Bojonegoro, I Pitu Riyanadi saat dikonfirmasi Surya, Selasa 924/06) di lokasi pelaksanaan tera.
Hanya timbangan elektronik yang jumlah tingkat kerusakannya sangat keci. Darui hasil tera baru berlangsung dua hari dari rencana lima hari, diketahui jumlah timbangan yang rusak cukuo tinggi. Yakni hampir 80 persen .
Ini utamanya untuk jenis timbangan sentisimal (timbangan kodok, red) dan juga timbangan for table untuk timbangan pracangan non elektronik.
Ditemukannya banyak timbangan yang rusak, tentu yang dirugikan tidak hanya konsumen. Bisa juga pedagangnya yang rudi, karena kerusakannya sangat bervariatif. Ada yang kurang takarannya dan ada yang lebih takarannya.
Untuk dua jenis timbangan ini, yakni sentisimal dan for table ini sangat mendominasi kerusakannya. Pedagang umumnya membiarkan dan tidak pernah merawat timbangannya. Rata – rata dibiarkan kotor dan juga berkarat.
Sementara untuk timbangan tongkat (watangan, red) hanya sebagian kecil yang rusak. Karena fisikny timbangan jenis ini terbuat dari kuningan, umumnya.
“Kalau timbangan kodok dan for table banyak yang tidak terawatt. Padahal kerugiannya bias dialami pedagang maupun konsumen,”ungkap I Putu Riyanadi.
Diakaui pihaknya tidak punya hak untuk melakukan pengawasan timbangan yang ada di Lamongan. Sebab pengawasan itu menjadi wewenang Bidang Metrologi di Surabaya. Kalau Metrologi Bojonegoro, katanya, hanya bertanggungjawan melakukan tera dan tera ulang yang terjadwal saja.
Untuk melaksanakan tera ini saja, Metrologi Bojongero hinya bisa menghimbau kepada para pedagang melalui kerjasama dengan Satpol PP.
”Kita sifatnya hanya menghimbau dan tidak bisa menjerat sa nksi apapun. Kesadaran masyarakat untuk mentera ulang sangat kecil,”tandasnya.
Hingga ke pelosok desa akan dijangkau tera melalui program yang diletakkan di setiap kecamatan.
Pengawasannya ada ditangan Bidang Metrologi, dialah yang melakukan pengawasan. Selama ini perhatian pedagang terhadap timbangan yang dipunyai sangat kurang dan hanya cenderung memakai tanpa melakukan perawatan.