TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Penambahan kuota gas sebanyak 12 persen untuk Kabupaten Bantul diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Setelah ditambah kuota tersebut, maka jumlah gas yang diterima Bantul menjadi 23.000 dari sebelumnya yang hanya berjumlah sekitar 21.000.
Namun rupanya, masih saja ada warga yang kesulitan untuk mendapatkan gas.
Secara kebetulan beberapa wartawan bertemu dengan salah satu warga Piyungan yang harus berkeliling ke tiga pangkalan gas elpiji 3 kilogram tetapi belum juga mendapatkannya.
Hal itu terjadi belum lama ini. Saat dikonfirmasikan kepada Sulistyanto, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, ia cukup terkejut bila masih ada masyarakat yang kesulitan mencari gas.
Ia juga tak mengetahui apakah karena Piyungan merupakan daerah perbatasan sehingga banyak gas yang lari ke daerah lain atau tidak.
"Dari pantauan saya seharusnya tidak terjadi kekurangan gas. Kalau ada kekurangan saya perkirakan ada sesuatu yang berjalan tidak sebagaimana mestinya," papar Sulis di hadapan wartawan, Senin (4/8/2014).
Namun ia tak berani menduga-duga secara pasti mengapa beberapa masyarakat masih kesulitan memperoleh gas. Menurut Sulis, besar kemungkinan pangkalan ataupun pengecer tidak mau menyimpan stok gas sehingga cepat habis.
Bila stok terlalu berlebih sambung Sulis, maka pedagang harus mengeluarkan uang lebih banyak bila Pertamina memberikan stok baru.
"Itu kemungkinan saja. Soalnya kami belum mencatat soal kelangkaan gas," tambahnya.