TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- "Tigaa, duaaaaa, satuuuuuuuuuuuu.," aba-aba serentak ratusan siswa mengantar pelepasan sekitar 300-an balon warna putih, oranye, dan biru, di Lapangan Karebosi, Jl Jend Sudirman, Makassar, Selasa (5/8/2014).
Kala itu, waktu menunjukkan pukul 08.05 Wita. Wali Kota Makassar Danny Pomanto, pejabat diknas, dan pimpinan bank, dan kepala sekolah, bersuka tanda dibukanya Masa Orientasi Siswa (MOS) 2014 se-Kota Makassar.
Namun, tak cukup semenit, kemerihaan itu berubah kepanikan. "Duaarrrerrrr.." sekitar 200 balon warna merah, kuning, hijau, kelabu, dan biru meledak.
Suara ledakan itu diikuti histeri dan teriakan tangis. Muka, tangan, dan bahu tiga siswa SMK 5 Makassar, melepuh dan terbakar setelah terkena sambaran api dan zat hidrogen balon gas yang meledak.
Acara ini juga dirangkaikan seremoni pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MurI) untuk acara gemar menabung.
MOS ini dihadiri sekitar 5.000 pelajar dan siswa se Makassar. Mereka dari murid kelas VI SD, pelajar SMP dan siswa SMA, SMK sederajat di kota Makassar. Acara kian ramai, sebab kepala sekolah, dan ratusan guru pembimbing ikut mendampingi.
Hadir pula, jajaran Polrestabes Makassar, guru-guru sekolah SD, SMP, dan SMA se-Kota Makassar, dan perusahaan dari perbankan dan salah satu media di Makassar selaku sponsor MOS akbar ini.
Tahun lalu, insiden serupa juga terjadi di Jakarta. Enam korban luka bakar, sekitar 30 hingga 45 % akibat ledakan balon gas.
Ratusan balon berisi gas meledak dalam acara penataan pedagang kaki lima di pelataran kantin Indosiar, Jl Damai Nomor 11, Jakarta Barat, Kamis (28/2/2013) meladek, akibat tersambar spi dan terik matahari. Tak ada korban meninggal.
Pemicu Ledakan
Perihal pemicu ledakan ini, diceritakan terpisah Kepala Sekolah SMK 5 Makassar, Rusli Hasan.
Dikonfirmasi di selasar RS TNI Pelamonia, Jl Jenderal Sudirman, Makassar (300 meter sebelah selatan TKP), dia menceritakan kronologis ledakan.
Beberapa siswa telah menyiapkan balon, untuk dilepaskan pada peresmian pembukaan oleh wali kota Makassar. Balon utama, berwarna putih, oranye, dan biru sudah melayang ke udara.
Namun, salah satu ikatan balon yang akan dilepaskan, tidak bisa terbang. "Mungkin beban atau spanduk yang akan diterbangkannya terlalu berat," kata si kepala sekolah.
Kebetulan, 3 siswa, seorang guru dan staf dari SMK 5, berada di sekitar tali utama balon "pembawa malapetaka itu"
Kelima korban pun berusaha mengurai ikatan tali dan beban spanduk tersebut dengan manual, menggunakan tangan.
Tiba-tiba, salah seorang staf cleaning service dari bank sponsor utama acara itu, langsung mengeluarkan korek gas dari sakunya. "Heeh, ini gampang, bakar saja talinya," kata si pruia paruh baya berkepala botak itu.
Belum kalimat, "bakar saja...", rampung, balon berisi gas hidrogen (Ha) itu, "duaaaaaaaaaaar'.
"Selesaiii." Peristiwa mengenaskan baru saja dimulai. Semburan gas yang mudah terbakar itu diikuti api dan hawa panas.
Remah karet balon yang meleleh kerena reaksi api mengenai muka, lengan, dan badan para korban.
Bahkan, kepala tak berambut si staf cleaning service bank, terlihat luka bakar dengan sisa lelehan karet balon di kepala dan seragamnya.
Bahkan, lengan kiri jaket parasut biru, yang dikenakan Ahmad Makkasau, pegawai tata usaha SMK 5 Makassar, hangus terbakar. Rambut di keningnya hangus keriting. "Untung pakai topi kodong," kata seorang guru yang datang menjenguk di lantai II ruang perawatan RS Pelamonia, sekitar 4 jam usai kejadian.
Ada enam korban luka bakar. 1 staf bank yang oleh polisi masih dirahasiakan identitasnya. 5 korban dari SMK 5; Andi Ananda Asisah (kelas XII ), A Renaldi (kelas X ), M Hidayat (kelas X), Muh Alfian (guru) dan Ahmad Makkasau (pegawai TU).
Kelima korban langsung dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat, RS Pelamonia, berjarak sekitar 300 meter dari Karebosi.
Kelima korban menderita luka bakar yang cukup parah, kulit muka terkelupas, alis hangus, begitupula badan dan tangan mereka, juga terkelupas dijilat api.
Meski menelan korban luka bakar, Kadisdikbud Makassar mengatakan, pembukaan MOS tersebut berhasil."Kita sudah sukses melaksanakan, 5000 anak kita hadirkan dengan tema gemar menabung," ungkap Mahmud BM kepada wartawan.
Menurut Mahmud, korban ledakan MOS itu tidak seberapa, "insiden kecil, ada ledakan saat balon mau dilepas mengikuti balon pak wali kota," tegasnya.
Walau demikian, Mahmud BM menyatakan pihaknya siap menanggung separuh ongkos pengobatan kelima korban di Pelamonia.
"Jadi, tiga orang siswa SMK 5 yang parah, terkelupas mukanya, tangannya badannya, guru dan pembinanya juga terbakar semua SMK 5 dan saat ini
sedang dirawat di UGD Pelamonia dan disarankan opname, semua biaya kami tanggung, termasuk guru. Biaya perawatan oleh sekolah," jelas Mahmud BM.
Akibat insiden ini, sejumlah panitia pembukaan MOS dari pihak swasta juga dilarikan ke Markas Polrestabes Makassar untuk menjalani proses pemeriksaan.
Mereka diduga sebagai penyebab kelalaian yang mengorbankan siswa dan guru itu.Informasi yang dihimpun Tribun, korek api biang ledakan berasal dari panitia MOS.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto menjenguk lima korban terbakar dari SMKN 5 Makassar di Rumah Sakit Pelamonia, Jl Jend Sudirman, Makassar, Selasa (5/8/2014) sore.
Danny mengemukakan saat peluncuran balon gas, tiba-tiba balon gas mereka meledak dan terjadi begitu cepat.
"Disinyalir balon yang mau diputusaknnya ini pakai korek api. Kita ketahui ini dari helium bahan mudah terbakar. Gas helium itu jauh lebih cepat terbakar," kata Danny di RS Peamonia.
Pasangan Syamsu Rizal ini menyampaikan pemerintah kota sangat prihatin dan seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung Pemkot Makassar.
"Pemkot prihatin, ini murni kecelakaan karena ketidaktahuan orang. Ini pelajaran, yang berhubungan dengan balon gas. Ke depan kita akan hindari acara yang mengenai balon gas, apalagi tadi melibatkan ribuan orang," jelasnya. (anc/lis/ilo)