TRIBUNNEWS.COM, RUTENG - BARU dua korban narapidana (napi), DHS (17) alias Fansi dan Hendrikus Suryadi alias Endag, penghuni Rutan Carep Kota Ruteng yang mengaku mengalami 'penyiksaan burungnya' oleh PS alias Pak Linus, oknum pegawai Rutan Carep.
Endag mengungkapkan, tidak hanya dirinya dan Fansi yang mengalami tindakan Pak Linus.
"Kami (enam) orang yang datang hari Kamis (21/8/2014) ke Kantor Polres Manggarai pernah 'dimakan' Pak Linus. Kawan yang lain belum mau terus terang. Namun, masih ada lagi sekitar 10 orang napi yang juga mengalami nasib yang sama seperti yang kami alami. Apakah mereka akan buka suara, itu urusan masing-masing," ujar Endag di Ruteng, Sabtu (23/8/2014).
Saat pemeriksaan hari kedua (Sabtu, 23/8/2014), penyidik menghadirkan saksi Ignasius Dambo alias Gani (16) dan Stefanus Ekstrada Putra alias Ivan (18).
Kedua saksi itu sekamar dengan Fansi di Blok D-5. Keduanya pernah menegur Fansi yang wajahnya pucat pasih setelah dikerjain Pak Linus, Sabtu (16/8/2014) di kediamanya di Wade.
"Waktu itu wajah Fansi pucat. Saya tegur, kenapa Fansi mukamu pucat sekali. Awalnya dia tak mengaku, tetapi menjelang malam, Fansi mengaku telah 'disedot' oleh Pak Linus," ujar Gani mengulangi penuturannya dengan Fansi. Namun, baik Gani maupun Ivan mengaku belum sempat dilirik Pak Linus.
Menurut cerita Marsel kepada Endag, hari Minggu (17/8/2014), usai perayaan HUT Kemerdekaan di Rutan Carep, Marsel dibujuk Pak Linus ke ruangnya.
Marsel tak mengerti maksud ajakan itu. Setibanya di ruangan itu, Pak Linus membuka film porno ditonton bersama. Selanjutnya, Pak Linus menggerayangi 'burung' Marsel.
"Naldus juga cerita kepada saya pada waktu saya jalani hukuman di ruang karantina (Sabtu-Minggu (16-17/8/2014). Kata Naldus, tiga kali dia 'dianiaya' oleh Pak Linus," beber Endag. Naldus mengalaminya di ruang kerja Pak Linus dan di rumahnya di Wade.
Yustinus Saminarto juga mengungkapkan ulah Pak Linus kepadanya. Sedangkan Silvester Ngambut, rekan sekamar Endag mengaku 'burungnya' 'disiksa' oleh Pak Linus, Rabu (13/8/2014), sekitar pukul 17.00 Wita di rumah Pak Linus di Wade. Yustinus dibawa keluar dari Rutan Carep sekitar pukul 14.00 Wita.
Semua korban perbuatan Pak Linus, umumnya para napi brondong (usia muda). Mereka terlibat dari berbagai kasus tindak pidana yang menyeretnya tinggal sementara di hotel prodeo (rutan).
"Pelaku harus dihukum supaya tidak ada lagi korban di kemudian hari bagi para napi. Masih banyak kawan-kawan lain yang belum mau mengakui," kata Endag. *