TRIBUNNEWS.COM,MADIUN - Sejumlah Stansiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun tak beroperasi.
Ini menyusul pasokan dan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mereka jual kosong melompong. Tidak hanya stok premium dan solar yang habis, akan tetapi stok pertamax juga kosong melompong.
Sejumlah SPBU yang tidak memberikan pelayanan itu, diantaranya SPBU Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun di JL Alternatif Madiun - Caruban, SPBU Desa Sangen, Kecamatan Geger, SPBU Purworejo, Kecamatan Geger, SPBU Glonggong, Kecamatan Dolopo, SPBU Mlimir, Kecamatan Dolopo. Khusus SPBU Mlilir masih melayani kendaraan roda 2.
"Wah sampai kapan tak tahu SPBU ini dikirimi pasokannya. Saya maunya antre karena tiap pagi beli 3 jeriken (1 bensin dan 2 solar," terang Kusnowo, warga Desa Joho, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun yang kecewa saat hendak memborong BBM untuk dijual lagi ini.
Pria yang berprofesi sebagai pedagang ini mengaku selalu membeli di SPBU Sangen karena terdata di SPBU itu.
Selama ini premiun eceran dijual Rp 7.000 dari harga beli Rp 6.500 per liter dan solar dijual Rp 6.000 dari harga beli Rp 5.500 per liter.
"Saya jual harga umum saja nggak berani lebih tinggi. Yang beli solar eceran kan petani untuk menggarap lahan. Per pertani minimal beli antara 3 sampai 5 liter," imbuhnya.
Selain itu, Kus tak mempermasalahkan adanya pembatasan pembelian BBM. Asalkan barangnya masih ada.
"Pokoknya ada barangnya nggak masalah. Daripada seperti ini semua SPBU kosong," pungkasnya.
Sementara di SPBU Sangen tak ada petugas sama sekali.
Semua pompa bensin diberi tulisan, Bensin, Solar dan Pertamax habis.
Selain itu, diberi tulisan Pembelian Biosolar Kendaraan Roda 4 max Rp 150.000 dan jurigen max Rp 100.000.