TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meski puncak acara Sail Raja Ampat 2014 telah usai, para prajurit TNI AL yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Surya Bhaskara Jaya (SBJ) LXlll-201, masih terus berjibaku menggelar pengobatan gratis bagi masyarakat sipil, di atas Kapal Perang Rumah Sakit Apung KRI dr. Soeharso-990 yang sedang sandar di dermaga Sorong, Papua Barat, Senin (25/8/2014).
Dibawah komando Kolonel Laut (P) Oc. Budi S dan Wadan Satgasnya Kolonel Laut (K) Wiweka, pengobatan gratis yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Sail Raja Ampat 2014 yang puncak acaranya telah dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Agustus ini berhasil melayani 2832 pasien.
Dengan rincian di Pulau Mutus, Waigeo Barat, berhasil melayani 324 pasien (umum 218, gigi 61, operasi minor 13, dan operasi mayor 26), di Waisai 1382 pasien (umum 1038, gigi 176, operasi mayor 104 dan operasi minor 64), dan kini di Sorong tercatat telah melayani 1128 pasien (umum 796, gigi 103, operasi mayor 132, dan operasi minor 97).
Hingga berita ini diturunkan, para prajurit matra laut ini masih terus melancarkan operasi bhaktinya di atas kapal perang rumah sakit bernomor lambung 990 ini yang direncanakan akan berlangsung hingga 26 Agustus 2014.
Pelayanan pengobatan gratis ini terdiri dari: kesehatan umum, poli THT yang terdiri dari hypertrofi tonsil, serumen propia, sinusitis, dan tonsilitis kronis, poli bedah minor meliputi khitan dan benjolan, poli bedah mayor terdiri dari struma tyroid, hernia, tumor, appendicitis, kasus non operatif, dan MOP.
Selain menggelar pengobatan gratis di tiga pulau tersebut, Satgas SBJ juga menggelar sejumlah kegiatan lainnya, antara lain pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana, yakni sarana pendidikan, sarana ibadah, jalan, pembuatan monumen, rehap rumah guru, dll.
Pada unit tugas Pelayanan Masyarakat (Yanmas) dan Pelayanan Kesehatan (Yankes), telah menggelar penyuluhan bidang kesehatan, pola hidup dan lingkungan sehat, bahaya penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.
Selain itu ada juga bagian keluarga sejahtera melalui KB, Hiperbarik, penyuluhan bidang Potensi Maritim (Potmar), penyuluhan bela negara dan cinta tanah air, sosialisasi peran dan tugas TNI AL, pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM, pemberdayaan daerah pesisir, serta sosialisasi penerimaan Kadet AAL.
Tak hanya itu saja, para prajurit TNI AL ini juga melakukan penyuluhan bidang hukum, meliputi tentang bahaya Narkotika, penyelundupan, perdagangan manusia, pemutaran film, panggung hiburan, olah raga bersama, dll.
Sebagai bentuk perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat ketiga pulau tersebut, Satgas SBJ LXIII/2014, membagikan aneka bahan kontak kepada kepala kampung, pengurus masjid, pengurus gereja, serta sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Menurut Komandan Satgas SBJ LXIII/2014 Kolonel Laut (P) Oc. Budi S., yang didampingi Wadannya Kolonel Laut (K) Wiweka, Operasi Bhakti TNI AL Surya Bhaskara Jaya merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh TNI AL merupakan wujud kemanunggalan TNI AL.
"Serta wujud kepedulian TNI AL terhadap masyarakat di daerah pesisir pantai pulau terluar dalam rangka turut membantu mempercepat pembangunan yang dapat membuka peluang usaha dan memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan derajad kesehatan dan kesejahteraan," kata Kolonel Budi.
Adapun tujuannya untuk menyukseskan program pemerintah melalui Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya LXIII/2014 dalam rangkaian kegiatan Sail Raja Ampat 2014.
"Secara umum sasaran operasi bhakti ini antara lain yaitu renovasi sarana dan prasarana umum, pelayanan kesehatan, penyerahan bahan kontak, meningkatkan ketahanan nasional melalui penyuluhan, mempererat hubungan lintas sektoral antara masyarakat, berbagai instansi pemerintah daerah dengan TNI Angkatan Laut," tuturnya.
Lebih lanjut menurutnya, operasi kemanusiaan ini juga merupakan salah satu bentuk perhatian terhadap kemajuan pembangunan di daerah, seperti Papua Barat.
Sebagian besar wilayah provinsi ini terdapat pulau–pulau kecil yang sebagian besar warga masyarakatnya berdomisili di pesisir pantai serta pulau–pulau kecil yang sebagian besar mata pencaharian mereka sebagai nelayan. Kondisi geografi yang jauh dari pusat keramaian sehingga memerlukan perhatian bersama untuk lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.