News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Putri Pejabat Pijay Dipolisikan Terkait Percobaan Pembunuhan Mantan Pacar

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Kasus penemuan sosok pemuda yang kritis di jurang Gle Paro, kawasan Gampong Layeun, Kecamatan Leupung, Aceh Besar beberapa hari lalu bermuara ke polisi. Keluarga korban melaporkan keterlibatan putri pejabat teras Pidie Jaya (Pijay) berinisial Ir (19) sebagai salah seorang tersangka kejahatan yang nyaris merenggut nyawa pemuda yang tak lain adalah mantan pacarnya.

Pemuda yang nyaris menemui ajal tersebut bernama Muhammad Sutriadi (21), mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Banda Aceh asal Gampong Meunasah Lhok, Kecamatan Meureudu, Pijay. Sebelum dibuang ke jurang Gle Paro (Km 31) lintasan Banda Aceh-Meulaboh, korban terlebih dahulu disuguhi makanan dan minuman yang diduga dibubuhi racun saat singgah di rumah Ir di Sigli, Kamis siang 21 Agustus 2014.

"Kami sudah laporkan kasus percobaan pembunuhan ini ke Polda Aceh. Kami berharap polisi segera membekuk pelakunya, meski dia anak pejabat teras di Pijay," kata kakak korban, Ariani (24) mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh Besar kepada Serambi (Tribunnews.com Network), Rabu (27/8/2014). Ariani didampingi kakaknya, Masrianto dan ayah mereka, H Gani.

Dengan mata berkaca-kaca, Ariani menceritakan kasus yang menimpa adiknya. Kasus itu berawal Selasa 19 Agustus 2014 ketika sang adik yang sedang pulang kampung menerima telepon dari perempuan berinisial Ir di Sigli.

Dikatakan Ariani, Ir yang pernah menjalin hubungan asmara dengan adiknya tiga tahun lalu mengajak bertemu. Ir dan keluarganya adalah warga Gampong Balek Dayah Kleng, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya. Namun keluarga ini juga memiliki rumah di Sigli, Pidie.

"Adik saya sebenarnya tak mau bertemu. Namun dengan berat hati ketika dalam perjalanan kembali ke Banda Aceh dengan angkutan umum pada hari Kamis 21 Agustus 2014, dia berhenti juga di Terminal Sigli dan dijemput oleh Ir dan dibawa ke rumahnya di Sigli. Di sinilah petaka berawal," kata Ariani.

Layaknya tamu, Ir menyuguhkan teh untuk Sutriadi. Ir juga pamit ke luar untuk membeli mie meski Sutriadi mengatakan tak mau makan mie. Anehnya, menurut laporan yang diterima Ariani, ketika Ir pergi membeli mie, pintu dikuncinya dari luar sehingga Sutriadi tak bisa ke mana-mana.

Tak lama berselang, Ir membawa pulang mie dan Sutriadi ikut mencicipi makanan yang sudah dibeli Ir sambil minum teh. Beberapa saat kemudian, perutnya melilit disertai mual, pusing, dan muntah.

Tak tahan sakit, Sutriadi yang meyakini dirinya sudah diracun minta bantu mengantarkan ke rumah sakit. Ir menelepon temannya dan sejenak kemudian muncul dua pemuda mengendarai Honda Jazz.

Seorang di antaranya adalah Jufrijal, teman dekat Sutriadi sedangkan seorang lagi bernama Aulia, pacar Ir yang sekarang. Ayah dari Aulia bekerja di Disperindagkop Pijay.

Pada Kamis sore itu, sekitar pukul 17.00 WIB, Sutriadi yang semakin lemas dinaikkan ke mobil dan didudukkan di jok belakang diapit oleh Jufrizal dan Ir. Sedangkan Aulia berperan sebagai sopir. Mobil terus melaju dengan suara musik yang cukup keras. Sementara Sutriadi mulutnya sudah mulai berbusa, muntah, dan mencret.

"Menurut pengakuan adik saya, meski dalam keadaan diambang sadar, dia tahu kalau perjalanan bukan ke rumah sakit tetapi ke arah Banda Aceh karena sempat isi BBM di SPBU Grong-grong," ujar Ariani mengutip pengakuan Sutriadi di sela penanganan tim medis.

Sutriadi mengaku lebih banyak tak sadarkan diri. Dia sempat siuman ketika suasana sudah gelap dan berada di kawasan pegunungan. Dia merasakan tubuhnya diseret ke luar dari mobil di bibir jurang yang masih sempat dia ingat adalah jalan di Gunung Paro.

"Adik saya yang sedang kritis akibat pengaruh racun dilempar ke jurang. Seorang warga yang melintas sempat melihat aksi itu namun tak berani membantu. Warga tersebut melapor ke Polsek Leupung," kata Ariani sambil menahan sedih.

Mendapat laporan, polisi langsung bergerak ke lokasi dan menemukan korban dalam kondisi kritis. Korban secepatnya dievakuasi ke puskesmas terdekat namun akhirnya dirujuk ke RS Fakinah Banda Aceh. Sejak Kamis malam itu korban menjalani perawatan intensif dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.

"Malam itu juga kami mendapat laporan kejadian. Selanjutnya, Jumat 22 Agustus 2014, kami melaporkan kasus itu ke Polda Aceh," kata Ariani didampingi kakak dan ayahnya.

Menurut Ariani, setelah empat hari dirawat, adiknya diizinkan pulang dan kini sedang proses pemulihan sambil beristirahat di rumah sewa yang mereka tempati selama ini, kawasan Lampineung, Banda Aceh.

"Sekali lagi kami berharap polisi mengusut tuntas kasus ini meski tersangkanya anak pejabat," tandas Ariani.(avi/nas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini