News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Potret Kemiskinan

Kisah Keluarga Mbah Sari Tinggal Serumah dengan Kambing

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Mbah Sari (65) dan cucunya, Alif Nurprapto (10) yang tinggal digubuk reot berukuran 1,5 x 2 meter bercampur kambing, dapur, dan kamar tidurnya di Dusun Gagan, Desa Kenongorejo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi tak pernah tersentuh bantuan Pemkab Ngawi sama sekali, Minggu (31/8/2014).

TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Kemiskinan masih menderah sejumlah warga Kabupaten Ngawi. Salah satu contohnya adalah keluarga Mbah Sari (65) yang tinggal berduaan bersama cucunya, Alif Nurprapto (10). Keduanya kini tinggal di gubuk reot berukuran 1,5 x 2 meter di Dusun Gagan, Desa Kenongorejo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, provinsi Jawa Timur.

Keluarga miskin yang tidak pernah tersentuh bantuan Pemkab Ngawi.

Di gubuk yang sangat tidak layak huni ini, perempuan tua ini belum pernah tersentuh bantuan Pemkab Ngawi termasuk rehab dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Padahal, sejak ditinggal suami dan anaknya, perempuan ini masih harus membesarkan seorang cucunya itu dengan tinggal di gubuk berukuran sangat kecil.

Bahkan, saat malam mereka tinggal bersama dengan kambing peliharaannya, sekaligus tempat tidur dari bambu yang rapuh serta bagian atap gubuk itu juga sudah banyak yang ambrol.

Nyaris dipastikan jika hujan mereka berdua tak bisa tidur karena gubuk rumahnya bocor.

Mbah Sari mengaku hidup di rumah tidak layak huni itu bukan pilihannya. Akan tetapi karena keterpaksaan lantaran tidak ada pilihan lain selain tinggal di gubuk tidak layak huni itu.

Nenek yang sudah tua renta ini mengaku ditinggal pergi suami dan anaknya sejak 10 tahun terakhir.

Kendati demikian perempuan ini tidak pernah tahu kemana perginya suami dan anaknya itu. Padahal, dia masih harus menanggung kebutuhan dan beban hidup membesarkan cucunya yang sekarang masih duduk dibangku kelas II SD itu.

"Sudah lama sekali perginya suami dan anak saya. Kulo mboten ngerti lungo ten pundi (saya tidak tahu pergi kemana). Sampai sak niki mboten wangsul (sampai sekarang tidak pulang)," terangnya kepada Surya, Minggu (31/8/2014).

Selain itu, Mbah Sari menjelaskan dirinya sama sekali tidak pernah tersentuh atau mendapatkan bantuan dari Pemkab Ngawi. Terkecuali menerima jatah Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin).

Kendati demikian, Raskin seharag Rp 1.600 per kilogram yang sebulan hanya 15 kilogram itu, setiap mendapatkan penerimaan bantuan dari Pemerintah Desa setempat itu, sebelum dimasak selalu dicampur dengan gaplek ( ketela).

"Ya biar jadinya semakin banyak dan jatah beras itu cukup sampai sebulan," imbuhnya.

Selama ini, Mbah Sari merupakan tulang punggung keluarga kecilnya itu. Perempuan ini hanya berprofesi sebagai buruh tani dan bekerja serabutan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini