TRIBUNNEWS.COM.MAJENE, - Dua gadis remaja korban perkosaan oleh dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Majene, Sulawesi Barat mengalami goncangan jiwa. Kedua korban kerap ingin kabur dari rumah jika mereka mengingat peristiwa memilukan itu.
Karena takut kabur atau menghilang dari rumah, keluarga korban terpaksa menjaga dan mengarantina korban di rumahnya.
“Sering tiba-tiba hendak kabur dan melarikan diri dari rumahnya hingga keluarga dan tetangga kejar-kejaran dengan korban agar tak kabur dari rumahnya,” ujar Haedar, tetangga korban saat ikut menggelar aksi keprihatinan di kantor Bupati Majene, Rabu (3/9/2014).
Haedar mengungkapkan, kedua korban perkosaan ingin melarikan diri karena merasa malu dan minder menjadi korban perkosaan.
Bupati Majene, Kalma Katta yang menerima pengaduan perwakilan keluarga korban, mengatakan, salah satu pekerjaan terpenting pasca-kejadian ini adalah memulihkan kondisi kejiwaan korban.
Sementara itu, rumah kedua pelaku perkosaan, Sudirman dan Warman hingga kini masih dijaga petugas kepolisan karena khawatir menjadi sasaran amuk dari keluarga korban.