Untuk mendapatkan layanan badal, Mabruro memasang tarif Rp 7.500.000.
Meski demikian, Ichwan menegaskan layanan ini hanya layanan tambahan.
Layanan ini hanya diberikan kepada jemaah atau mantan jemaah yang pernah berangkat bersama Mabruro.
Namun, layanan ini tidak akan diiklankan secara terbuka.
Sebab menurutnya, pelaksanaan haji badal secara kolektif rawan diselewengkan.
Dikhawatirkan, layanan ini justru dibisniskan dan tidak menjadi amanah.
Hal serupa juga ditegaskan oleh biro perjalanan haji dan Umroh Ebad Wisata.
Senior Custumer Service Ebad Wisata, Tania Samudra mengatakan, layanan Haji Badal tidak mungkin dijadikan bisnis utama.
Sebab, pelaksanaannya harus dipastikan, satu orang membadali satu nama saja.
“Haji badal memang tidak mungkin dilakukan secara massal. Karena itu, di Ebad layanan ini hanya opsi tambahan. Layanan utama kami tetap umrah dan ONH Plus,” terangnya.
Setiap tahun, lanjut Tania, Ebad Wisata hanya melayani rata-rata tujuh haji badal.
Untuk menggunakan jasa ini, Ebad mengenakan tarif Rp 9.000.000 per orang.
Sebagai pelaksana badal, Ebad menggunakan jasa ustaz yang menjadi pendamping haji.
Karena keterbatasan jumlah pelaksana badal pula, kuota badal sangat terbatas.
Masih menurut Tania, sebenarnya banyak permintaan badal haji. Namun, Ebad tetap pada kebijakan, membatasi kuota badal.
“Sebenarnya permintaan badal cukup banyak. Kami bahkan sampai menolak banyak permintaan, karena memang ustadz yang melaksanakan badal sangat terbatas,” tandas Tania. (day/ben/idl)