TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam ikan hias yang cukup besar. Pemanfaatan potensi ikan hias ini sampai sekarang belum dilakukan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari ekspor ikan hias Indonesia yang masih harus bersaing dengan Negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, infrastruktur pengembangan produksi ikan hias harus terus ditingkatkan khususnya yang terkait dengan distribusi, transportasi dan juga logistik.
"Untuk dapat berbicara di era Pasar Bebas ASEAN, kita harus melakukan sinergi seluruh kekuatan dan stake holder yang terkait dengan ikan hias sehingga mampu memperkuat mata rantai produksi ikan hias dari hulu sampai hilir. Dengan begitu kita akan mampu bersaing dengan Negara lain,” kata Slamet, dalam siaran persnya (30/9/2014).
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi besar di sektor budidaya ikan hias adalah Kabupaten Tulungagung. Pembudidaya ikan hias di Kabupaten Tulungagung sebanyak 2.256 RTP (Rumah Tangga Pembudidaya) dengan jumlah pembudidaya 3.396 orang yang terpusat di Kecamatan Sumbergempol, Kedungwaru, Boyolangu, Tulungagung.
Ikan hias hasil budidaya dari Kabupaten Tulungagung menguasai hampir 90% di Indonesia dan malah sebagian sudah diekspor ke negeri tetangga, salah satunya dijadikan sebagai maskot yaitu ikan Mas Koki, strain tosa, dan produk unggulan Kabupaten Tulungagung untuk dikembangkan dengan memenuhi permintaan pasar.
Pemasaran ikan hias dan konsumsi dari Kabupaten Tulungagung, meliputi Jakarta, Bali/Denpasar, Bandung, Yogyakarta, Tegal, Semarang, Surabaya/Juanda, Purwokerto, sebagian Sumatra, Sulawesi, dan untuk ekspor ikan hias telah menjalin hubungan dengan eksportir dari Bali, Surabaya dan Jakarta.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, pembudidaya ikan hias menempati urutan pertama rumah tangga usaha perikanan dengan pendapatan tertinggi sebesar Rp 50 juta per tahun.(KONTAN/Handoyo