News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Batik Premium Tak Harus Klasik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang di Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Kota Semarang, Jateng, Rabu (1/10/2014). Batik ciprat merupakan kerajinan karya anak SLB yang hasil karyanya bisa di kalah dengan batik dari sentra produksi industri. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Batik kelas premium tak harus batik klasik berusia ratusan tahun. Batik modern pun bisa tergolong batik premium.

Ketua Komunitas Batik Surabaya (KIBAS), Lintu Tulistyantoro, mengatakan selama teknik pembuatan, desain, dan pewarnaan, batik modern digarap apik oleh sang pengrajin, batik modern juga bisa masuk kategori batik premium dengan harga puluhan juta.

pada Grand Opening Batik Premium Jawa Timur (Jatim) Exhibition di House of Sampoerna, Surabaya, Kamis malam (2/10/2014)."Batik klasik menjadi barang berharga karena unsur sejarahnya. Batik modern menjadi premium karena desainnya, di samping teknik pembuatan dan pewarnaannya, tentu saja," kata Lintu

Agar bisa mendapat predikat batik premium, batik modern harus mengubah motif-motif klasik yang ada. Caranya, ungkapnya, dengan menggabungkan beberapa motif atau membuat tematik.

"Desainnya sophisticated. Tiap titik harus detail," sambungnya.

Kendati demikian, Lintu mengakui batik premium modern hanya cenderung menampilkan estetika serta kerumitan teknik mencanting dan pewarnaannya saja.

Sementara batik premium klasik, memiliki kekuatan pada nilai filosofis pada tiap torehanannya.

"Batik klasik premium memang memiliki nilai filosofis tertentu. Ini yang menjadikan batik klasik premium memiliki nilai hingga ratusan juta," ujarnya.

Lintu mengungkapkan acara ini digelar sebagai perayaan Hari Batik Nasional 2 Oktober.
Batik-batik yang ada milik beberapa kolektor batik di Jatim dengan kisaran harga Rp 4.000.000 - Rp 25 juta.

Lintu membeberkan batik-batik ini tidak dijual sebab KIBAS ingin memberikan edukasi kepada warga Jatim mengenai batik premium modern Jatim.

Pada acara pembukaan ini digelar fashion show batik Sidoarjo dan Pamekasan. Batik Kota Udang ditampilkan dalam bentuk baju-baju modern, sementara batik Pamekasan ditampilkan dalam bentuk kain panjang.

"Pameran ini kami gelar sampai 9 November mendatang," ucapnya.

Terpisah, pelaku batik dari butik Batik Chic, Helen Dangkua, menampilkankan 11 batik premium Sidoarjo.

Helen menuturkan Kabupaten Sidoarjo pernah menjadi sentra batik di Jatim. Ciri motif batik Sidoarjo yang tegas dengan warna-warna sogan yang kuat, pernah memiliki batik 'Konglomerat' yang terkenal.

"Kami angkat kembali batik Sidoarjo yang premium agar warga Jatim bisa melihat keindahannya," tandas Helen.

Pada gelaran fashion show ini, Butik Batik Chic yang salah satu gerainya berada di Jalan Kalimatan, Surabaya, menampilkan aplikasi batik pada jenis pakaian modern, seperti babby doll, sack dress, high pants, dan lainnya.

Menurut Helen, agar batik bisa menyasar kaum muda, perlu diaplikasikan pada jenis-jenis pakaian masa kini yang sedang tren.

"Batik tak harus kebaya. Batik harus sudah teraplikasi di segala jenis model pakaian agar semakin lekat dengan masyarakat," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini