News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beras Raskin Murah Harganya Susah Menikmatinya

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi beras miskin.

Laporan Wartawan Tribun Manado, Aldi

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Ida Mamoto sudah renta tapi mau makan saja susah. Perempuan berusia 73 tahun itu harus membuang kotoran, kadang kutu hitam dan ulat dari beras yang ia beli Rp 2 ribu per liter.

Beras itu pengganjal perut bagi dirinya dan cucunya yang berusia 1,5 tahun. Ia mengeluhkan kualitas beras miskin yang dibagikan Pemerintah Bolaang Mongondow Timur kepada masyarakat miskin seperti dirinya.

"Kalau ada uang dari anak-anak, saya beli 20 liter, setelah dibersihkan tersisa 16 liter karena banyak yang sudah hancur seperti tepung," kata Ida saat ditemui di rumahnya, Kamis (2/10/2014).

Tidak sekali ini Ida dibuat kecewa karena kualitas beras raskin memprihatinkan. Bulan lalu, sebelum membeli jatah beras raskin, ia meminta meminta penjual membuka karung, ternyata berasnya berwarna kuning dan sudah hancur.

Kerepotan ibu tujuh anak untuk bisa menikmati beras raskin itu berlapis. Sebelum memasaknya, Oma Ida, begitu warga kampungnya memanggil, harus mencuci beras hingga lima kali agar bersih.

"Dicuci dengan air garam agar lebih putih, baru dibilas dengan air beberapa kali. Harus dicampur dengan beras jagung agar bisa dimakan. Juga harus makan pakai sayur agar bisa dimakan atau ditelan," katanya sambil tertawa kecil.

Nasib serupa dialami Tunang Mokoagow. Warga Desa Kayumoyondi itu mengakui buruknya kualitas beras tersebut. Tapi hanya beras raskin yang harganya murah. "Beras yang diterima selalu berwarna kuning dan sudah seperti tepung," ucapnya.

Kepala Desa Desa Tombolikat, Junait Bogdadi (49) mengakui kualitas raskin rendah karena hancur dan berwarna kuning. "Kalau ada beras rusak biasanya, Bulog langsung menggantinya atau kita potong pembayaran," kata dia.

Di desanya terdapat 48 penerima raskin yang diusulkan sejak 2010. Penerima benar-benar miskin seperti janda-janda. Setiap bulan, penerima mendapat jatah 15 kilogram dengan harga Rp 2 ribu, namun penyalurannya tergantung kemampuan warga.

"Kalau bendahara desa ada, biasanya ditanggulangi dulu pembayarannya ke bulog, kalau tidak maka dibayar bulan berikutnya dari uang dari warga. Kita tak mau berhutang," jelasnya.

Data yang dihimpun Tribun Manado, sebanyak 4.380 Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima raskin dengan jatah raskin sebanyak 65.700 kilogram per bulan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini