TRIBUNNEWS.COM,GIANYAR - Pada peringatan Hari Rabies Internasional belum lama ini, Sekaa Asu Negari (Sari) menggelar acara kontes anjing ras Bali.
Dalam kontes tersebut, penilaian lebih fokus pada kebersihan, keakraban dengan pemilik dan kesehatan anjing.
Selain itu, acara tersebut juga diramaikan oleh lomba menggambar yang diikuti oleh SDN 1, 2 dan 3 Singapadu Tengah. Tema yang diambil adalah cintai anjing Bali.
Juara I kontes anjing, I Kadek Agustina mengatakan, dirinya tidak pernah melatih anjing yang ia namai Boby.
Namun kata dia, sudah menjadi bawaan anjing ras Bali merupakan anjing paling cerdas dibandingkan anjing ras lainnya.
Hal ini pun sudah diakui oleh pemilik anjing ras shih tzu, golden dan sebagainya. "Saya tidak melatih anjing agar menurut pada tuannya. Tapi hanya merawatnya saja. Saat bersama anjing, saya elus-elus saja. Tidak ada perawatan khusus. Inilah keunggulan anjing ras Bali," ujar pria yang juga anggota Komunitas Sari itu, Rabu (1/10/2014) lalu.
Hal senada juga dikatakan juara II, I Wayan Nasin. Bahkan ia tidak pernah memberikan asupan makanan khusus untuk anjingnya.
"Makananya hanya sisa makanan saja. Tidak pernah diberikan makanan khusus anjing. Latihan juga tidak pernah. Yang jelas tak pernah saya kandangi dan diikat. Karena itu ia nurut sama saya," ungkapnya.
Perlombaan yang disponsori Bali Animal Welfare Association (BAWA) dan International Fan Animal Walfere (IFAU) ini tidak hanya diikuti anjing ras Bali. Namun, ada pula ras lain.
"Ini karena kami juga respek pada anjing ras lain. Selain itu, mereka juga sangat antusias pada acara kami," ujar Ketua Komunitas Sari, I Nyoman Sumerta.
Sementara itu, Koordinator Partisivatori Learni & Action (PLA), I Made Suana berharap komunitas pemerhati anjing ras Bali ini bisa terus mempengaruhi masyarakat untuk mencintai dan peduli terhadap anjing ras Bali.
"Banyak saya temui yang lebih care pada anjing Bali malah orang asing. Mudah-mudahan dengan adanya komunitas ini diskriminasi terhadap anjing Bali terhapuskan," harapnya.