TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Ada makanan khas Mojokerto, yakni onde - onde.
Nah Lamongan, termasuk satu diantara sekian petani yang turut serta membesarkan para pengusaha onde - onde.
Karena di Lamongan masih banyak petani yang bertahan membudidayakan tanam wijen sebagai pelengkap dan ciri khas onde - onde.
Istilahnya tidak lengkap rasanya jika onde - onde tampa ditaburi wijen.
Meski kemarau, tidak semua petani mengalami kesulitan ekonomi akibat kemarau panjang, namun petani di salah satu desa di Lamongan, tepatnya di Desa Warukulon, Kecamatan Pucuk tetap mampu menanam wijen.
Wijen dipilihya sebagai tanaman alternatif.
Bahkan dimusim kemarau yang panjang seperti saat ini para petani tak hanya diam, mereka mengolah lahan yang biasanya ditanami padi berubah menjadi lahan wijen.
Para petani wijen justru bisa meraih keuntungan pada saat datangnya musim panas seperti sekarang ini, mereka melakukan panen raya wijen.
Biji wijen yang memiliki kandungan gizi tinggi dan beberapa bulan terakhir, harga wijen saat ini cukup tinggi.
Di tingkat petani harganya yaitu berkisar Rp 18000 perkilogram. Harga setinggi itu mampu memberikan keuntungan besar bagi petani, karena biaya tanam dan pemupukan relatif kecil.
Sementara ancaman serangan hama hampir tidak ada, sehingga tak ada biaya untuk ekstra untuk pemberantasan hama.
Menurut salah satu petani wijen, Abdullah (45) menyatakan, tak perlu menunggu lama untuk masa panen. Sebab cukup waktu tiga bulan sudah bisa dipanen.
"Masa panen termasuk pendek dan ini menjadi harapan para petani,"kata Abdullah.
Para petani selalu optimis pasaran wijen tetap menjanjikan, masalahnya wijen tidak hanya untuk pelengkap onde - onde saja. Tapi banyak jenis makanan yang dimenggunakan wijen.
Sebelum dijual biji wijen terlebih dahulu dibersihkan (disosoh,red) untuk bisa meningkatkan harga jual, sebelum sampai di tangan pengepul.
Wijen memiliki banyak manfaat salah satu tanaman yang umumnya digunakan dalam penggunaan bumbu masak, penghias berbagai jenis makanan dan minyak.
"Dimusim kemarau tanaman wijen memang cocok karena tak membutuhkan banyak air,"ungkapnya.
Aris Setiadi, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan mengungkapkan, tanam wijan bagi petani di Lamongan merupakan inovasi yang dikembangkan sendiri oleh petani.
Mereka terus mencari terobosan dan menghadapi dua jenis musim yang lazim dirasakan.
"Hasilnya cukup bagus, dan akan mampu mempertahankan produksi olahan makanan, jenis onde - onde,"katanya.