News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Eksklusif Yogya

Warga Tak Berdaya Hadapi Pemodal Kakap

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Material batu di hulu kali code tampak melompat hingga ke atas jembatan, Jumat (5/11/2010).

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Obed Doni Ardianto

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Cara-cara pembebasan lahan di lokasi strategis tepi Kali Code beragam. Cara paling cerdik yang dilakukan investor melalui para makelar tanah adalah diam-diam membeli lahan, dan ketika sudah deal, bangunan langsung dibongkar.

Pembongkaran itu tentu mengejutkan warga lain yang masih bertahan. Saat itulah para makelar punya kesempatan secara tak langsung menakuti-nakuti warga lainnya yang belum melepas tanahnya. Mau tidak mau, warga lainnya berpikir cepat untuk menjual tanahnya.

"Itulah yang dialami ibu mertua saya dan beberapa warga lainnya," kata Felix yang rumah ibu mertuanya langsung dijual karena pemilik ketakutan bakal terjepit dan harga lahan justru jeblok. Felix mengatakan pembebasan lahan di Gondolayu Lor itu sudah beredar sejak dua tahun lalu.

Namun kemudian tak pernah terdengar kabar lagi. Konon saat itu lahan akan dibeli dengan harga Rp 5 juta per meter. "Tentu saja kita senang dengan harga sekian. Namun, itu hanya kabar saja seiring waktu berlalu," ucap Felix yang nama aslinya minta dirahasiakan.

Setahun kemudian, calon pembeli mendatangi masing-masing penghuni rumah di RT 61. Namun, bagi penghuni yang berdomisili di Yogyakarta menolak untuk menjual tanah mereka dengan harga Rp 5 juta per meter.

"Bagi yang berdomisili tentu saja menolak tawaran Rp 5 juta yang sempat muncul setahun sebelumnya, karena mereka merasa telah mencari tahu harga tanah di sekitar daerah tersebut. Namun bagi pemilik tanah yang tidak berdomisili di lokasi itu, mereka tidak tahu perkembangan harga tanah," papar Felix.

Makelar tanah pun akhirnya terus bergerak dengan cara mendatangi rumah-rumah di RT 61 itu secara door to door. Dengan berbagai trik, tanah warga di RT 61 akhirnya 11 rumah terjual, dan ditambah enam rumah di RT 58 yang berdekatan dengan RT 61.

"Harganya bervariasi mulai dari Rp 4,5 juta hingga Rp 20 juta per meternya. Bahkan ada yang bertahan untuk tidak melepasnya, kecuali dibeli Rp 13 miliar. Total tanah yang terjual itu kira-kira total seluas 2.300 meter persegi. Rencananya akan dibangun hotel," urainya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini