TRIBUNNEWS.COM,MOJOKERTO - Setelah menghabisi istrinya sendiri, Fredi Harianto (28), warga Desa Janti, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, panik.
Apalagi di rumahnya itu juga ada ibu dan anaknya yang masih berusia 6 bulan. Malam itu juga, Fredi pun memilih bunuh diri.
Namun upaya menyayat nadi tangannya itu tak berujung kematian. Fredi gagal bunuh diri.
Tangan kirinya kini dalam balutan dan jahitan petugas kesehatan di RS Sumber Glagah Pacet.
Sementara tangan kanannya diborgol. Menurut pengakuan pelaku, ia mencurigai istrinya telah memiliki pria idaman lain (PIL).
Diakui pelaku, kerap kali istrinya menerima telpon dan ngobrol dengan kata-kata mesra.
Tidak hanya itu, Fredi juga mengaku sering membaca SMS di HP istrinya juga mengisyaratkan ada pria idaman lain.
Kejengkelan dan kemarahan pekerja di gudang rongsok di Trowulan itu memuncak saat Senin malam.
Sebelumnya, Dwi kerap menolak jika diajak ke rumah suaminya itu di Dlanggu.
"Masih didalami mengenai luka di tangan itu," kata petugas polisi yang mendatangi pelaku di RS.
Namun kuat dugaan, Fredi mencoba bunuh diri. Di mata tetangga, selama ini pasasangan muda mesara-mesara saja.
Mereka juga dinilai tetangga jarang cek-cok.
Ini yang terlihat di luar. Namun sebelum terjadi insiden pembunuhan itu, Dwi diketahui sempat menghubungi kakak iparnya di Kalimantan.
Belum diketahui persis komunikasi keduanya. Saat ini, petugas polisi masih mendalami tewasnya Dwi.