TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tak cuma itu, Nadia (19) dia juga memposting beberapa bukti pembayaran dari klien.
Baginya, bukti pembayaran ini penting untuk meyakinkan, dia serius bisa memberikan pelayanan.
Dari media sosial itu, bocah asal Bojonegoro ini memberikan nomor pin BB.
Remaja yang baru menapaki bangku kuliah ini menawarkan diri seharga Rp 800.000 untuk sekali kencan. Tarif itu belum termasuk biaya kamar hotel.
Ia menerapkan sistem DP (down payment/uang muka) bagi setiap calon klien. DP harus ditransfer sebelum komunikasi lebih lanjut dilakukan.
“DP ini tanda dia serius. Kalau tidak kirim DP, ya komunikasi tidak perlu dilanjutkan. Itu pasti cuma orang menggoda,” katanya.
Nadia tidak sendirian. Dia punya grup sesama mahasiswa. Bersama grupnya, Nadia biasa memberlakukan DP Rp 300.000.
DP harus dibayar paling lambat satu jam setelah komunikasi terjadi. “Lewat satu jam, pasti kami biarkan. Tidak perlu dibalas lagi (komunikasinya),” katanya.
Prosedur itu pula yang dialami Surya sebelum bertemu di sebuah hotel di Pusat Kota Surabaya.
Selain memberikan pin BBM, Nadia juga memberikan nomor ponsel. Namun, dia hanya menerima komunikasi SMS.
Saat Surya beberapa kali berusaha menelepon nomor itu, yang terdengar hanya nada sibuk. Pemilik nomor langsung menolak panggilan yang masuk.
Baru setelah DP ditranfer, komunikasi bisa lebih terbuka. Melalui SMS, dia merekomendasikan sejumlah hotel yang dianggapnya aman dan layak. (ben/idl/day)