TRIBUNNEWS.COM. TAMBOLAKA, - Perayaan misa perayaan 125 tahun gereja katholik di Sumba, Kamis (30/10/2014), dipimpin langsung oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Antonio Guido Filipazzi. Perayaan misa tersebut dipusatkan di Seminari Sinar Buana, Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Misa berlangsung kidmat dan meriah karena dirangkai dengan pagelaran adat istiadat Sumba. Umat katholik dari empat kabupaten Yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan SBD, sudah berkumpul di SBD sejak Rabu (29/10/2014).
"Perayaan ini bertujuan untuk napak tilas sejarah kehadiran gereja katholik di Sumba. Dengan 125 tahun gereja katholik berkarya di Sumba, ada semangat yang dalam, untuk mewariskan iman Katholik," ujar Ketua panitia perayaan misa syukur, Kornelis Kodi Mete, Kamis.
Mantan bupati Sumba Barat Daya ini mengatakan, misa syukur melibatkan 26 paroki yang terdiri dari 355 stasi di seluruh daratan pulau Sumba. Misa mengambil tema mewartakan injil sebagai kekuatan Allah yang membebaskan, dihadiri oleh sekitar15 ribu umat katholik baik berasal dari Sumba maupun dari Jakarta.
Berdasarkan literatur yang ada, pada 21 april 1889 misionaris Yesuit tiba di Pakamandara, Loura. Pengembalaan misionaris Yesuit berpusat di stasi Pakamandara Loura. Pimpinan misionaris Pater Bernard Scweitz, SJ. Misi Sumba adalah bagian wilayah misi Yesuit di Larantuka.
Pada 29 november 1898 misionaris Yesuit meninggalkan Sumba karena medan pelayanan berat. Jumlah umat katolik saat itu 1.054. Dari November 1898 hingga Juni 1921, masa kekosongan pengembalaan. Pada 1921 itu juga misi Sumba menjadi bagian wilayah SVD yang berpusat di Ende.
Selanjutnya pada tahun 1957, misi Sumba diserahkan kepada Konggregasi Redemptoris dengan pusat misi di Jerman. Saat ini umat katolik berkembang pesat di Sumba dengan jumlah pengikut sebanyak 174. 553 umat serta terdapat 33 komunitas biara.