TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Gaya hidup masyarakat terus berputar. Ini pula yang terjadi pada gaya masyarakat mengunjungi museum.
Dulu, mengunjungi museum menjadi wisata populer. Kondisi itu kemudian berbalik.
Dalam beberapa dekade terakhir, museum tak lagi dilirik anak muda.
Wisata museum dianggap kegiatan kuno dan lebih cocok buat kaum tua.
Tapi kini, wisata museum dan objek sejarah kembali dilirik anak-anak muda. Di sejumlah kota, termasuk di Surabaya dan Jakarta, komunitas-komunitas pecinta museum juga terus bermunculan.
Dulu, komunitas-komonitas begini, hanya gampang di temui di Yogyakarta atau Solo, yang lekat dengan kota budaya.
Di Surabaya, muncul Komunitas Roodebrug Soerabaia. Lalu di Jakarta muncul komunitas Sahabat Museum.
Ada ratusan anak muda yang bergabung di dalamnya. Di tangan anak-anak muda ini, museum menjadi kegiatan wisata berkelas.
”Kami senang bersama anak-anak muda untuk berkunjung ke museum,” ujar Ketua Komunitas Roodebrug Surabaya, Arief Yanuar.
Ada ratusan anak muda Surabaya, yang tergabung dalam komunitas ini. Ada dari kalangan pelajar, mahasiswa, maupun profesional.
Bersama mereka, Arief juga sering melakukan kegiatan wisata museum. Bahkan dalam event-event tertentu, mereka mengemas sebuah wisata perjuangan.
Mereka bertandang ke museum-museum dengan berpakaian ala pejuang.
“Malah tidak sedikit pula yang mau repot-repot menggelar berbagai aksi teatrikal untuk merekonstruksi pertempuran melawan sekutu,” katanya.
Tak cuma museum di Surabaya dan sekitarnya, Arief juga sering menggelar acara plesiran sejarah.
Kegiatan ini, menurutnya untuk memperkaya warna petualangan. Ia menyebut objek-objek sejarah di luar gedung itu sebagai museum luar ruang.