“Museum luar ruang ini juga atraktif dan menghibur. Dengan mendatangi satu per satu bangunan bersejarah, mereka bisa mendapatkan suasana tempo dulu yang sesungguhnya,” jelasnya.
Arief melihat respon kaum muda terhadap wisata sejarah dan museum sekarang ini sangat menggembirakan.
“Mereka ini lebih banyak membiayai kegiatannya dengan swadaya. Mereka menyisakan penghasilannya untuk membuat kegiatan,” tegasnya.
Hal serupa dilakukan komunitas Sahabat Museum atau biasa disingkat Batmus.
Komunitas yang diprakarsai Ade Purnama ini memang berbasis di Jakarta. Tetapi wisata museum yang dilakukan tak sebatas di Ibukota.
Berbagai museum di Tanah Air menjadi tempat plesir. Termasuk di Surabaya dan Jatim. Ada ratusan anak muda yang tergabung dalam komunitas ini.
Arief Yanuar menyebut wisata gerilya museum dan sejarah menjadi tren baru yang cukup menggembirakan. Bukan hanya kegembiraan yang didapatkan dari wisata ini.
Ia lalu mencontohkan, saat menggelar wisata museum yang dikemas satu paket dengan jelajah sejarah.
Dalam kegiatan jelajah itu mereka, secara tidak sengaja, menemuan benteng di kawasan Kedung Cowek.
“Benteng ini tidak banyak diketahui masyarakat Surabaya. Lokasinya berada di hutan memiliki tantangan tersendiri,” imbuhnya. (idl/ben/day)