Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Terhitung sudah dua kali periode Walikota Samarinda berganti dan empat empat kali pergantian Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Terminal Timbang di Jalan M Rifaddin Km 2,5 Loa Janan Ilir tetap mangkrak.
Terminal yang sudah menghabiskan dana Rp 20 miliar tersebut, pembangunannya dimulai tahun 2003 saat Kadishub Samarinda dijabat HM Yamin, kemudian berganti ke Sulaiman Sade, Supriyadi Semta, Suko Sunawar dan tahun 2013 hingga saat ini dijabat oleh Addullah.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Samarinda Hasan sangat menyayangkan anggaran Rp 20 miliar tidak memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Padahal kalau Dishub memiliki kinerja yang baik, jembatan timbang itu bisa memberikan PAD," kata Hasan.
Masalah kata Hasan, jangan hanya dilihat bahwa karena gagal kontruksi maka terminal timbang tidak bisa dioperasikan. Masalah yang lebih besar kata Hasan, uang rakyat dari APBD terbuang percuma dan tidak berarti apa-apa untuk masyarakat.
Selain memberikan kontribusi ke PAD kata Hasan, keberadaan terminal timbang juga untuk mengontrol berat kendaraan yang bisa merusak jalan-jalan yang ada.
Selain pemasukan PAD, retribusi juga tentunya akan membantu APBD Samarinda untuk memperbaiki jalan-jalan rusak yang ada.
Komisi II juga kata Hasan, dalam waktu dekat akan memanggil Dishub seputar berapa target pendapatan yang bisa didapat dari semua potensi yang ada.
"Sekarang bagaimana untuk merawat jalan itu sementara pendapatan tidak ditarik dari jembatan timbang. Mereka seenaknya saja mau lewat dengan muatan lebih," kata Hasan.