TRIBUNNEWS.COM, MELAWI- Kepala dinas pendidikan Melawi, Paulus berharap kepada pihak sekolah tidak menaikan sumbangan komite, apalagi sampai memberatkan, pasalnya pada tahun depan alokasi dana BOS akan naik.
“Walau memang tidak dilarang dan tidak ada batasan, mestinya sekolah harus bisa menunjukkan kompensasi atas ditariknya sumbangan komite padahal dari dana BOS saja penerimaan sekolah sudah cukup besar,” kata Paulus kemarin.
Paulus juga memperingatkan, kepada pihak sekolah, agar tidak membuat kegiatan yang tak masuk akal. Kata Paulus, mestinya menarik sumbangan komite dengan angka sewajarnya. Apalagi saat ini dari SD sampai SMA sederajat, semuanya mendapatkan alokasi BOS.
“Penetapan angka sumbangan juga harus diputuskan dalam rapat komite dan diserahkan pada orang tua siswa.
“Jangan dana BOS naik, ini sumbangan komite atau SPPnya juga ikutan naik. Saya juga sudah sering menerima keluhan terkait dengan hal ini,” katanya.
Paulus mengatakan, kenaikannya alokasi dana BOS berkisar Rp 200 ribu per siswa per tahun untuk seluruh tingkatan. Kenaikan dana BOS pun diharapkan dapat semakin menunjang kinerja sekolah dan bisa meringankan beban orang tua.
Kata dia, kenaikan dana BOS ini akan dimulai pada tahun depan. Untuk tingkat SD dari Rp 570 ribu per siswa per tahun naik menjadi Rp 800 ribu per siswanya. SMP dari Rp 780 ribu menjadi Rp 1 juta. Dan untuk tingkat SMA dari Rp 1 juta menjadi Rp 1,2 juta per siswa per tahun.
“Ini kabar menggembirakan sekaligus mencemaskan. Menggembirakan karena nantinya sekolah akan menjadi lebih leluasa untuk membiayai operasional sekolah sesuai dengan juknis dan juklak. Nah yang tidak menggembirakan atau mencemaskan adalah bila nantinya justru muncul keinginan tidak baik dari oknum sekolah untuk mengelola dana BOS ini dengan baik,” katanya.
Dia menjelaskan, BOS sebenarnya diperuntukkan untuk meringankan beban masyarakat dan membantu siswa dalam proses pendidikan sehingga bisa memperoleh pendidikan yang berkualitas dan lebih baik.
“Harapan kita jangan sampai kenaikan dana BOS tidak diimbangi dengan kinerja yang bagus dari sekolah. Justru dengan kenaikan dana BOS inilah sekolah mesti meningkatkan kualitasnya, dengan tidak semakin memberatkan orang tua,” katanya.
Paulus sendiri menuturkan, banyak sekolah di Melawi yang sudah menggratiskan biaya pendidikan artinya tak lagi memungut sumbangan lagi pada orang tua.
Sejumlah SMP negeri yang menjadi favorit di Melawi, paling pun hanya memungut antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per siswa setiap bulannya untuk menambah kebutuhan anggaran di sekolah tersebut.
“Orang tua mesti berani kritik sekolah kalau tiba-tiba mereka menaikkan sumbangan pendidikan. Harus jelas, karena dana BOS juga sudah cukup besar,” katanya. (ali)