News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sumber Air di Lereng Kelud Tak Layak Konsumsi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi puncak Gunung Kelud setelah mengalami erupsi kubah lava setinggi 300 meter telah berganti dengan kawah.

TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI - Warga kawasan terdampak erupsi Gunung Kelud mengeluhkan sumber air yang disalurkan untuk masyarakat dinilai tidak layak untuk dikonsumsi.

Diduga sumber air dari lereng Gunung Kelud itu  mengandung belerang dan fosfat.

"Air dari pipanisasi kandungan belerang dan fosfat sangat tinggi. Jika dikonsumsi secara terus menerus dapat berakibat fatal pada kesehatan seperti batu ginjal," ungkap Azis Qoharuddin, warga yang tinggal di kawasan terdampak Gunung Kelud kepada Surya Online(Tribunnews.com Network), Minggu (16/11/2014).

Dijelaskan Azis, sudah seminggu terakhir warga mengonsumsi air yang keruh dari sumber yang ada di daerah aliran lahar.

Terlebih pada musim hujan kondisi airnya makin keruh.

"Sebenarnya kami sudah meminta diberikan bantuan droping air bersih untuk dikonsumsi, namun sejauh ini masih belum dikirim," ungkapnya.

Air dengan kandungan belerang dan fosfat yang tinggi  hanya layak untuk pengairan lahan pertanian dan penyakit kulit.

"Kami sudah mengirimkan sampel airnya untuk diteliti di laboratorium. Namun hasilnya masih belum keluar," tambahnya.

Meski begitu, dari pengamatan visual saja sudah terlihat jika air dari sumber di daerah aliran lahar tidak layak untuk dikonsumsi.

Air sumber dari sungai aliran lahar ini banyak dikonsumsi ribuan warga yang tinggal di Desa Puncu, Satak, Asmorobangun, Kebonrejo dan Kampung Baru.

"Dari hasil tester yang kami lakukan, air yang kami taruh di botol sejak dua hari lalu kondisinya masih tetap keruh. Bau belerangnya juga cukup menyengat," ungkapnya.

Sumber air yang dikonsumsi warga ini berasal dari Sumber Air Clangap dan Sumber Jeding Miring.

Karena debit sumbernya sangat kecil kemudian ditambah dengan membendung sumber air Kali Cawang.

Salah satu warga Ny Kaminem (55) mengaku terpaksa mengonsumsi air dari sumber yang disalurkan melalui jaringan pipa. Karena tidak ada alternatif air bersih yang dapat dikonsumsi warga.

"Selama ini kami ya memakai air ini untuk mandi, mencuci dan memasak," ungkapnya.

Warga berharap kondisi air yang kurang layak untuk dikonsumsi ini mendapat  prioritas perhatian dari pemerintah. Salah satunya warga tetap mendapatkan bantuan droping air bersih dari PDAM.(dim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini