Laporan Wartawan Tribun Timur Uming
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Dana bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dari pemerintah sudah mulai dibagikan. Namun sepertinya tidak merata di semua rakyat.
Buktinya seorang warga di Lingkungan Kanarea, Kelurahan Tubajeng, Kecamatan Bajeng, Gowa, Ilyusin Budiman (42), yang mengalami cacat harus kecewa tidak menerima dana bantuan dari efek kenaikan BBM tersebut.
Saat ditemui tribun dirumah nya, Jl. Tubarania II, Ilyusin yang akrab dipanggil Daeng Sang mengaku bukan kali pertama dirinya tidak menerima bantuan tersebut.
"Tidak pernah memang saya dapat bantuan apapun dari pemerintah. Apalagi dana BLT atau BLSM, " ujarnya.
Bahkan dengan kondisi tanpa tangan dan kaki yang terpaksa diamputasi karena kejadian tersetrum listrik 1995 lalu, Daeng Saung tidak pernah sama sekali mendapat perhatian dari pemerintah.
"Setiap hari saya hanya kerja mengurus ternak ayam saya. Karena mau kerja apa kalau tangan dan kaki saja tidak lengkap. " paparnya dengan mata berkaca-kaca.
Jalan pun Daeng Saung harus rela lututnya lecet karena hanya dengan cara seperti itu dirinya bisa beraktivitas.
Setiap pagi dirinya mengurus ayamnya. Memberi makan. Sedangkan sang istri hanyalah tukang cuci pakaian yang kadang dipanggil baru bisa dapat uang.
Penghasilan dari ternak ayam yang tiga bulan sekali dan istri hanya Rp 250 ribu per dua minggu dianggap sangat tidak cukup untuk keperluan Sehari hari. Apalagi Daeng Saung memiliki dua anak yang sekolah dan kuliah.
"Anak saya pertama sekarang dirawat kakak saya. Dibantu sekolahkan. Kuliah di Akper Bhayangkara. Dan yang keduanya di SMPN 1 Bajeng," katanya.
Kepala Lingkungan Kanarea, Syahrini, mengatakan , mereka sudah memasukkan data Daeng Saung untuk bisa mendapat bantuan tersebut, namun dirinya mengaku juga tidak tahu kenapa tidak dapat.
"Kami sudah ajukan nama Daeng saung waktu pendataan ke statistik. Tapi saya kurang tahu juga kenapa tidak dapat, " jelasnya.
Sementara itu, Camat Bajeng, Firdaus, saat dimintai keterangannya juga mengaku tidak tahu - menahu.
"Saya juga kurang tahu karena bukan kita yang mengurus. Coba tanya ke Dinas sosial. Yang pasti kalau sebelumnya dia tidak dapat berarti sekarang juga dia tidak dapat, " katanya. (Won)