TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG- "Kekuatan petugas keamanan kami di Bandara Internasional Ahmad Yani ini kurang lebihnya ada 40 orang. Mereka kami sebar di beberapa titik untuk mengantisipasi hal-hal yang berhubungan dengan keamanan bandara. Mulai dari area terminal hingga sudut-sudut runway, semua harus dijaga," ujar General Affair and Communication Section Head Angkasa Pura I, Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Anom Fitranggono, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, keamanan di luar terminal atau tepatnya di sudut-sudut runway bandara tidak kalah penting dari keamanan dalam terminal. Menurut Anom, kebanyakan orang sudah mengerti teknis keamanan di dalam terminal, padahal di luar terminal pun banyak aktivitas petugas keamanan bandara yang selalu bersiaga melakukan antisipasi secara berkala.
Antisipasi dilakukan atas dasar adanya beberapa kejadian di sekitar bandara, baik secara alamiah maupun akibat perbuatan orang-orang tidak bertanggung jawab. Kejadian alamiah, kata dia, antara lain meliputi pergerakan burung-burung yang beterbangan sewaktu pesawat hendak mendarat maupun lepas landas.
"Kalau burung-burung itu sampai masuk di dalam mesin pesawat bisa menimbulkan bahaya, apalagi ukuran burung cukup besar, contohnya burung bangau, bisa mengakibatkan bird strike. Namun, hingga sekarang melihat kondisi sekitar bandara sudah jarang ada burung-burung yang berlalu lalang," ujar Anom.
Selain kejadian alamiah yang sulit diprediksi dan dikontrol, antisipasi terhadap tangan orang-orang jahil menjadi perhatian utama petugas keamanan di luar bandara. Anom juga menceritakan, banyak lampu navigasi yang hilang karena ulah orang-orang tak bertanggung jawab. Meskipun pihak bandara sudah melakukan upaya pencegahan melalui pemasangan pagar, Anom mengatakan tindakan tak terpuji itu masih ada.
"Yang paling rawan itu lampu-lampu navigasi yang dekat dengan rel kereta api. Padahal kalau dijual pun sebenarnya harga lampu-lampu itu tidak bernilai karena tidak ada fungsinya. Hanya di bandara, lampu itu berfungsi," tuturnya.
Anom mengatakan kegiatan patroli dilakukan secara berkala dan secara acak. "Bisa selang satu jam bisa pula selang kurang atau lebih dari satu jam sekali," katanya. (tribuncetak/dna)