TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi kartu as jadi tidaknya rencana PT Freeport menanamkan investasinya di Jatim.
Demikian ditegaskan Gubernur Soekarwo, Rabu (10/12/2014).
Menurut Pakde Karwo, dirinya beberapa waktu lalu datang ke Amerika Serikat untuk bertemu Vice President PT Freeport Bill Rising.
Dalam pertemuan tersebut, orang nomor satu di Jatim ini membicarakan sekaligus minta kepastian tentang rencana PT Freeport menanamkan investasi di wilayah yang dipimpinnya.
“Vice President Freeport menyatakan setuju, karena dari berbagai hitungan mereka, investasi di Jatim dinilai paling prospektif dibandingkan provinsi lain di Indonesia,” ujarnya, kepada Surya(Tribunnews.com Network).
Bahkan, untuk menegaskan keseriusannya, PT Freeport, kata Pakde Karwo akan menambah nilai investasi dari 2,5 miliar dolar menjadi 4 miliar dolar.
Meski nilai investasi ditambah hingga 1,5 miliar dolar, Vice Presiden PT Freeport mengaku tidak minta syarat khusus.
Dirinya, hanya memberikan garansi ketersediaan lahan seluas 60 hektar di wilayah Gresik yang akan dipakai.
“Dari situ, saya kira pertimbangannya karena Freeport sudah tahu peta investasi di Jatim memang paling kompetitif. Ini dapat dilihat dari incremental capital output ratio (ICOR) yang bagus dan infrastruktur yang ada. Mereka kan punya intelejen bidang ekonomi,” tegasnya.
Namun, jadi tidaknya realisasi investasi PT Freeport di Jatim tersebut tergantung pada apakah Presiden Jokowi memberikan perpanjangan kontrak kerjasama atau tidak.
“Jadi sekarang tinggal menunggu persetujuan perpanjangan dari Presiden,” tandasnya.
Untuk itu, saat bertemu Jokowi dalam peringatan Hari Anti Korupsi di Jogjakarta, 9 Desember lalu, Pakde Karwo mengaku sudah menyampaikan hasil kunjungannya ke Amerika dan terkait rencana PT Freeport di Jatim.
“Pak Presiden menyatakan mau mempelajari,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada 22 Oktober lalu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik Boedioro Soetjipto dan rombongan bertemu dengan Gubernur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi.
Dalam pertemuan tersebut, Rozik menyampaikan rencana perusahaannya untuk membangun smelter di wilahan Gresik utara.
Smelter yang akan dibangun membutuhkan lahan seluas 80 hektar, dengan kapasitas produksi mencapai 1,8 juta ton konsentart tembaga setiap tahun.
Menurut Rozik, alasan Freeport memilih Jatim menanamkan investasi, karena provinsi ini dinilai memberikan jaminan infrastruktur dan government guarantee (jaminan pemerintah) terhadap empat hal.
Yakni, kemudahan dalam layanan perijinan, pembebasan tanah, ketersediaan energi listrik, dan buruh yang handal.
Kesempatan itu juga dipakai Rozik untuk mengundang Pakde Karwo datang ke Amerika bertemu Vice President PT Freeport dan undangan tersebut sudah dipenuhi oleh Pakde. (mujib anwar)