TRIBUNNEWS.COM.TENGGARONG - Ferdiansyah (9), bocah hilang dalam kecelakaan air (laka air) di Perairan Mahakam, ditemukan terseret arus di Jalan Bung Tomo Gang 4 Kelurahan Sei Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, Rabu (17/12) sekitar pukul 06.35.
Ferdi ditemukan menyangkut di kapal LCT dalam kondisi meninggal dunia."Korban ditemukan menyangkut di kapal LCT. Korban mengenakan jaket hitam dan celana levis," kata Musdiannur, Tim Reaksi Cepat Tagana Samarinda kepada TRIBUNKALTIM.CO tadi pagi.
Sebelumnya, pencarian terhadap Ferdiansyah diperluas lokasinya hingga ke wilayah Loa Janan karena diperkirakan korban hanyut terbawa arus sungai hingga ke arah Loa Janan.
Selasa (16/12/2014), Tim BPBD Kukar menemukan tas Ismawati, kakak korban, yang ikut menumpang dalam perahu ces kecil saat kejadian. Tas ini ditemukan sekitar 200 meter dari Jembatan Mahulu, Loa Janan Samarinda. Tas ini diketahui milik kakak korban, Ismawati, yang hendak berangkat ke sekolah. Pencarian terhadap korban melibatkan BPBD Kukar, Polair, Brimob Polres Kukar, Satpol PP dan Tagana Samarinda.
Diberitakan sebelumnya, Ferdi hilang setelah perahu ces ukuran kecil yang ditumpanginya terbalik akibat diterjang gelombang yang berasal dari kapal barang yang melintas sekitar, Senin (15/12/2014) pukul 07.00. Saat itu korban bersama tiga orang penumpang lainnya, yakni ibunya sendiri, Fitria (30); kakaknya Ismawati (18); dan motoris yang juga pamannya, Syahrudin (35). Mereka naik perahu ces kapasitas 1-2 orang dari arah Dusun Birawa Tanjung Lawu.
"Saya mengemudikan perahu dari hulu menuju ke hilir untuk mengantarkan ponakan sekolah," tutur Syahrudin, motoris perahu ces. Sebelumnya, Ferdy menginap di rumah neneknya di Tanjung Lawu karena sedang libur. Perahu melintas hampir ke tengah-tengah sungai dari arah hulu menuju hilir.
Kemudian kapal barang tanpa muatan melaju dengan kecepatan tinggi melintasi kapal ces juga dari arah hulu ke hilir. Gelombang sungai akibat lintasan kapal barang itu menerjang kapal tempel hingga terbalik. Semua penumpang tercebur.
"Perahu kami dihantam gelombang besar sehingga tidak bisa dikendalikan dan oleng," ujarnya. Beruntung salah seorang warga langsung mendatangi korban tenggelam dengan perahunya. Warga itu melemparkan ban dan jaket pelampung. (*)