TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Hati Tisen Tambani langsung sesak kala melihat Brenda Barandale membonceng Virginia Wakari, kekasih yang akan dinikahinya. Ia menganggap Enda--panggilan Brenda--tak menghiraukan peringatan yang sudah berulang kali ia sampaikan. (Baca: Dua Hari Buron Pembunuh Brenda Akhirnya Menyerahkan Diri)
Itulah yang menjadi alasan Tisen menikam Enda, warga Kelurahan Wenang Selatan Lingkungan 3, Kecamatan Wenang, Minggu (11/1/2015) saat bersua di Jalan Sam Ratulangi 12, Kelurahan Titiwungen Utara Lingkungan 1, Kecamatan Sario. Lelaki 27 tahun itu sakit hati dan terbakar cemburu melihat Enda dekat dengan sang kekasih. Dengan 11 tikaman ia menghabisi nyawa pria 37 tahun itu.
Dua hari menjadi buron polisi, Selasa (13/1/2015) sekitar pukul 17.00 Wita ia menyerahkan diri kepada personel Satuan Reskrim Polres Minahasa Utara yang membuntutinya di Kumeresot, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung.
Selama pelariannya Tisen sempat memantau perkembangan kasus yang melibatkannya sebagai pelaku utama. (Baca juga: Calon Istrinya Dibonceng, Tisen Sakit Hati dan Menikam Brenda Hingga Tewas)
Ia mengatakan, membuang barang bukti pisau yang ia gunakan menikam Brenda di Winangun. Dari situ ia mampir makan di sekitar Stadion Klabat. Beranjak dari situ ia kemudian ke Malalayang. Brenda sempat dibawa ke RSUP Prof RD Kandou Manado setelah dilarikan ke RS Pancaran Kasih Manado. Ternyata Tisen juga ada di sekitar RSUP. Ia duduk di depan jalan masuk ke RSUP.
Ia pun sempat membuka Facebook. Dari jejaring sosial itu ia melihat status rekan-rekan korban. Mengetahui korban sudah meninggal, Tisen pun memperbaharui (update) status Facebook-nya. "Soe, cuma mo kase pengajaran mar tatrus."
Menjadi pelaku utama pembunuhan mengharuskannya melarikan diri. Ia menuju Desa Kumeresot, Bitung.
"Kita ada singgah makan bakso di Jalan Ring Road," tuturnya.
Dua hari ia bersembunyi di satu kebun di Kumeresot. Untuk makan, ia membeli di desa itu. Saat itulah ia melihat polisi. Ia pun menyerahkan diri.
"Waktu kejadian, yang kita ingat pertama tikam di paha beberapa kali. Yang terakhir saat korban terduduk, kita pukul di kepala," kata dia.
Ia pun menyesal. Karena tindakannya, tak hanya menghilangkan nyawa orang, Tisen juga batal mewujudkan rencana pernikahan pada Maret mendatang.