TRIBUNNEWS.COM.BITUNG - Seorang ibu rumah tangga, Asriani warga Muara Tami, Jayapura ditangkap Marinir Bitung dan Polres Bitung karena menyelundupkan pistol, peluru dan minuman keras jenis cap tikus.
Asriani ditangkap saat hendak menumpang KM Doro Londa tujuan Papua di Pelabuhan Samudera Bitung, Kamis (15/1/2015). Dia sempat bersikeras melawan saat hendak ditangkap.
Pasi Ops Marinir Bitung, Mayor Marinir Aang Andiwarta menjelaskan, Marinir Bitung bersama Kepolisian memeriksa seluruh barang bawaan penumpang sebelum masuk kapal.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi maraknya peredaran minuman keras jenis cap tikus yang sering dibawa oleh penumpang untuk dijual kembali ke wilayah Papua dan sekitarnya.
"Kami berhasil mengamankan satu pucuk PistolĀ FN beserta 57 butir amunisi yang masih aktif, serta ratusan liter miras jenis cap tikus dalam berbagai kemasan," ungkap Mayor Marinir Aang Andiwarta.
Dijelaskan lebih lanjut, satu per satu penumpang diperiksa baik tiket dan barang-barang yang dibawa saat hendak naik kapal.
Anggota Marinir curiga melihat gelagat seorang wanita yang meninggalkan barang lalu, menerobos masuk ke kapal. Kemudian dia mencoba kembali mengambil barang di loket pemeriksaan.
"Saat itu anggota kami memukan tas keranjang yang berisi dua botol miras, minuman bersoda di dalam termos berwarna biru muda," katanya.
Karena curiga dengan isi termos, lalu anggota Marinir membongkarnya. Dan benar, ternyata di lapisan paling bawah termos berisi dompet kecil berisi 57 butir peluru, di atasnya terdapat pistol.
"Proses hukum dan barang bukti pistol beserta peluru diserahkan ke Kepolisian. Sedang miras jenis cap tikus langsung dibuang ke laut dengan cara kemasannya ditusuk menggunakan sangkur milik Marinir," kata Aang.
Asriani sendiri mengaku bahwa barang yang dibawanya merupakan barang titipan suami. Saat itu, suaminya sempat kabur dan langsung dikejar polisi.
Suami Asriani bernama Ungke Batana yang sempat melarikan diri berhasil dibekuk Buser Polsek Pelabuhan Samudera Bitung di Manado.
"Kapolres mengajak kami, Marinir untuk operasi gabungan setiap hari sepanjang tahun untuk menekan angka kriminalitas di Bitung dan Sulawesi Utara pada umumnya. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan semua barang milik penumpang di pelabuhan," kata Aang terkait operasi yang dilaksanakannya. (crz)