TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Upaya identifikasi terhadap jenazah korban Airasia yang tersisa, semakin sulit dilakukan.
Ini lantaran kondisi jenazah korban (postmortem) sudah rusak sejak ditemukan, dan sulit dicocokkan dengan data antemortem serta data-data lain.
"Memang data antemortem semua sudah terkumpul, demikian halnya dengan sampel DNA. Tapi, setelah diidentifikasi, ternyata ada beberapa yang sulit dicocokan," ungkap Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim, Kamis (16/1/2015).
Namun, sambungnya, Tim DVI terus berupaya. Diantaranya dengan mendatangi rumah-rumah para keluarga korban untuk mencari data-data dan petunjuk guna mengidentifikasi para korban.
"Tim juga mendatangi dokter-dokter yang pernah merawat para korban. Dokter gigi dan dokter umum sebagaimana riwayat korban," imbuh Budiyono.
Hasilnya, satu korban berhasil dikenali. Yakni The Darmaji, pria 67 tahun asal Malang. Setelah dipastikdan identitasnya, jenazah korban langsung diserahkan ke keluarga, dan Kamis sore dibawa ke Malang dari RS Bhayangkara Polda Jatim.
The Darmaji dikenali dari data sekunder berupa jenis kelaim, usia dan tinggi badan.
Serta, data pendukung berupa riwayat medis dan beberapa properti yang ditemukan menempel di jenazah korban.
"Untuk data primer dari gigi dan DNA tidak bisa dicocokkan. Tapi, korban berhasil dikenali dari data sekunder dan propertinya," sambung Kabid Dokkes Polda Jatim.
Data riwayat medis, ditemukan luka bekas operasi di perut Darmaji. Itu sudah diklarifikasi ke dokter yang pernah mengoperasinya, dan memang benar.
Selain itu, juga bisa dipastikan dari KTP, SIM C, SIM A, dan STNK atas nama istri korban yang ditemukan di pakaian korban.
Dengan berbagai data sekunder itu, Tim DVI dalam rekonsiliasinya memastikan bahwa korban adalah The Darmaji. Jenazahnya pun sudah diserahkan ke keluarga untuk dibawa ke Malang.
Dari 48 jenazah korban yang ada di DVI Polda Jatim, sudah ada 40 yang berhasil dikenali identitasnya.
Tersisa delapan jenazah yang memang kondisinya sulit dikenali.
Kendati demikian, dengan berbagai upaya yang dilakukan, tim DVI memastikan bahwa semua pasti bisa dikenali.(M. Taufik)