TRIBUNNEWS.COM.DENPASAR - Raji Sukumaran, ibunda terpidana mati Myuran Sukumaran yang menghuni LP Kerobokan Denpasar, mengaku dihantui oleh mimpi buruk belakangan ini. Ia selalu memikirkan apakah dirinya akan sempat untuk terakhir kali memeluk anaknya, yang kini sedang menanti eksekusi di hadapan regu tembak.
Dalam wawancara dengan News Corporation Australia belum lama ini, Raji menangis tersedu ketika mendapat kabar buruk bahwa putra pertamanya itu bakal dieksekusi setelah permohonan grasinya ditolak oleh Presiden Jokowi pada 30 Desember 2014 lalu.
Raji terus tersedu dan bicaranya tercekat saat perempuan asal Sydney (Australia) itu secara khusus bicara kepada News Corporation tentang kepedihannya terhadap kondisi Myuran. Raji bahkan berujar, dirinyalah yang seharusnya terlebih dahulu dibunuh, bukan anak sulungnya itu.
“Saya hanya ingin dia (Myuran) tetap hidup, sehingga saya tahu dia masih baik-baik saja. Saya tidak mau hidup seperti ini. Saya berharap mereka membunuh saya dulu, anak saya tidak pantas dieksekusi. Dia memang telah melakukan sesuatu yang bodoh 10 tahun lalu, tetapi dia telah memohon maaf…Dia berusaha untuk merehabilitasi banyak orang di sekitarnya (di LP Kerobokan), dan dia benar-benar telah meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya,” tutur Raji.
Sambil terus menangis tersedu, Raji mengatakan jika memang anaknya yang berusia 33 tahun itu adalah pria yang jahat yang tidak pantas untuk hidup, maka dirinya pun juga harus dibunuh.
“Anakku sangat muda, dia mencintai, peduli dan terus merehabilitasi orang-orang sekitarnya di penjara. Tetapi mereka ingin membawa anak saya dan membunuhnya. Itu tidak adil,” kata Raji sambil menangis.
Seperti diketahui, Myuran adalah bagian dari komplotan penyelundup narkoba yang disebut sebagai Bali Nine, karena terdiri dari sembilan orang –yang kebetulan semua warga Australia. Myuran dan rekan-rekannya tertangkap di Bandara Ngurah Rai pada 2005. Dari sembilan orang yang terlibat itu, dua di antaranya (yakni Myuran dan Andrew Chan sebagai pemimpin komplotan) dijatuhi hukuman mati.