Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, PEMATANGSIANTAR - Arta boru Ambarita (50), warga Jalan Haji Ulakma Sinaga, Pematangsiantar, Sumatera Utara, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Jumat (13/2/2015) malam. Dia bunuh diri diduga karena frustasi penyakitnya tak kunjung sembuh.
Arta pertama kali ditemukan oleh kakaknya, Anggi boru Ambarita (65), yang baru pulang berjualan. Selama sakit, Arta tinggal di rumah kakaknya yang berjualan di Jalan Medan, Simpang Rambung Merah, Pematangsiantar. Anggi kontan terkejut ketika tiba di rumah sekitar pukul 17.00 WIB melihat adiknya tewas tergantung di dapur rumah. Ia menjerit sehingga mengundang perhatian warga sekitar rumahnya.
Warga kemudian mengontak petugas kepolisian. Sejurus kemudian, sejumlah personel dari Polres Pematangsiantar tiba di tempat kejadian. Dengan dibantu warga, polisi menurunkan jasad Arta dengan seutas tali nilon yang masih mengikat di lehernya. Polisi kemudian mengambil sidik jari serta memeriksa beberapa saksi.
Sementara itu, pihak keluarga meminta agar jasad Arta tidak divisum karena keluarga telah ikhlas menerima kejadian tersebut.
Salah seorang tetangga Artha, boru Sianturi (46) mengatakan, sebelum gantung diri, perempuan yang belum menikah ini sudah berulang kali mencoba bunuh diri di rumahnya. Namun aksinya gagal karena dipergoki warga. Terakhir, Kamis (12/2/2015) sekitar pukul 16.00 WIB, Artha coba bunuh diri di rel kereta api dekat rumahnya.
"Namun tidak berhasil karena warga langsung memarahi dan menyuruh dia pulang," jelas boru Sianturi.
Rencananya jasad Artha dimakamkan di Kabupaten Batubara, tempat orangtua dia menetap. (Kompas.com/Tigor Munthe)