TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengimbau agar para warga Nahdliyin tetap menjaga teguh pemahaman Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai pedomana dasar dalam melaksanakan ritual keagamaan.
Demikian diungkapkan Marwan, saat memberikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Madrasah di Pondok Pesantren Bayyinul Ulum, Desa Santong Kecamatan Kayangan Lombok Utara, Kamis (19/2/2015) kemarin.
"Mari kita tetap berpegang teguh pada pemahaman Ahlussunnah Waljamaah sebagai landasan kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari," ungkap Marwan.
Ia mengaku sangat khawatir dengan muncul berbagai paham radikal yang belakangan semakin berkembang di Indonesia.
"Hingga saat ini, saya masih sangat yakin dan merasakan betapa Ahlussunnah Waljamaah yang kita jalani selama ini cukup moderat, sehingga kita semua bisa saling berjabat tangan dengan kelompok-kelompok yang lain," terangnya.
Selain itu, Marwan juga meminta kepada para warga NU agar ikut serta mengawasi program-program pemerintah, terutama program yang dijalankan oleh Kemendes PDTT.
Sebab, lanjutnya, sebagai warga NU yang sedang diberi amanah untuk memimpin kementerian tersebut, dia tidak ingin ada peristiwa yang cenderung merugikan NU sebagai organisasi terbesar dan berpengaruh di Indonesia itu.
"Mumpung ini warga NU dipercaya mengurusi Desa, jadi saya minta kepada para hadirin untuk bersama-sama mengawasi program-program yang nanti akan dilaksanakan oleh Kementerian ini," pinta Marwan.
Apalagi, lanjut Marwan, mayoritas penduduk desa merupakan warga NU. "Maka sepatutnya kita ikut serta mengawasi program-program perdesaan ini agar bisa berjalan maksimal dan tepat sasaran," katanya lagi.
Dalam kesempatan itu, Marwan juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung madrasah Pondok Pesantren yang diasuh oleh Tuan Guru Haji Sukarman Azhar. "Semoga (gedung ini) barokah, agar warga yang menempa pendidikan di Pesantren ini mendapatkan ilmu yang bermanfaat," imbuh Marwan.