Ia mendapati sekitar 60 anak di kelompok itu terserang batuk parah, sebagian dalam kondisi demam.
Sebagian besar anak juga dalam kondisi malnutrisi. Kondisi gizi buruk itu diduga memperburuk kesehatan anak-anak Rimba, dan kemungkinan memicu kematian.
Takwim menambahkan, dari sejumlah anak penderita demam yang dites darah, ada satu anak yang dinyatakan positif menderita malaria.
Ia mengimbau kelompok itu agar membawa anak Rimba itu menjalani rawat inap di rumah sakit umum daerah. "Rawat inap belum dilakukan sebab orangtua anak itu sedang berburu di hutan selama beberapa hari," ujarnya.
Jumlah Orang Rimba saat ini sekitar 3.600 orang. Sekitar 2.000 warga Rimba hidup berpindah di TNBD.
Sekitar 1.600 jiwa lainnya tersebar di perkebunan, hutan tanaman industri, dan dusun di luar taman nasional. Sumber penghidupan Orang Rimba di TNBD sebenarnya melimpah.
Namun, kawasan hutan terus digerogoti untuk kebun, mulai dari tepian taman nasional. Dari sekitar 130.000 hektar luas hutan Orang Rimba dalam TNBD di Kabupaten Sarolangun, Tebo, Merangin, dan Batanghari, kini hanya tersisa 60.400 hektar. (ITA)