TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketegangan pecah di halaman Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun, Jawa Timur, Rabu (4/3/2015). Ini terjadi dua jam sebelum pemberangkatan terpidana mati, Raheem Agbaje Salami warga Nigeria.
Tahanan narkoba yang menggunakan pasport Spanyol itu, rencananya dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Sebelum dipindahkan ke Nusakambangan, ada perempuan muda berusia 17 tahun yang berusaha masuk ke dalam Lapas Kelas I Madiun.
Meski sudah berusaha masuk, perempuan yang berinisial AL ini gagal masuk. Gadis yang masih duduk dibangku kelas 12 salah satu SMK di Madiun ini gagal bertemu Raheem Agbaje Salami.
Selain tak diperbolehkan masuk, perempuan yang terus menangis didampingi seorang gurunya dan Titus Tri Wibowo (rohaniawan Raheem Agbaje Salami) gagal bertemu sang kekasihnya yang sudah dikenalnya sejak setahun silam itu.
AL sudah tiba di depan Lapas kelas I Madiun mulai, Selasa (3/3/2015) pukul 23.45 hingga pemberangkatan Raheem Agbaje Salami, Rabu (4/3/2015) pukul 01.45 tak berhasil menemui kekasihnya itu.
"Bagi saya, ini tidak ada keadilan. Ini kasus sudah lama mengapa harus ada putusan (ekskusi mati) seperti ini," ucap AL di depan pintu masuk Lapas kelas I Madiun, Rabu (04/03/2015).
Kendati tak mau mengaku sebagai kekasih Raheem Agbaje Salami, akan tetapi berkali-kali AL berkata gagal berusaha menyelamatkan Raheem Agbaje Salami.
"Dulu saya janji mau menolong dia," ucapnya perempuan yang mengikat rambutnya menggunakan kaos lengan panjang loreng putih dan biru ini.
Selain itu, perempuan berwajah kuning langsat ini mengaku meminta rohaniawan, Titus Tri Wibowo untuk memanggilkan dan mendatangkan kakak AL. Akan tetapi, Titus tak merealisasikannya karena situasinya tak mendukung.
"Kalau begini saya bisa nggak ikut ke Cilacap bersama mobilnya," pintanya.