TRIBUNNEWS.COM.MANADO- Warga Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, terutama yang tinggal di tepi pantai heboh. Pasalnya, tiba-tiba saja, ribuan labu hanyut dari arah laut dan terdampar di pasir pantai.
"Hingga kini masih ada saja labu itu yang terdampar walau tidak sebanyak waktu pertama kali kejadian seperti di pantai Lasabe," ujar Zulkifli, warga di sana, Kamis (12/3/2015).
Kejadian ini dinilai tidak lazim oleh warga setempat. Jumlah labu yang terdampar itu diperkirakan mencapai puluhan ribu.
"Ya jadi heboh semua di sini, soalnya banyak sekali," lanjut Zulkifli.
Awalnya, warga ragu untuk mengangkat ribuan labu yang masih segar tersebut. Namun karena terus berdatangan, akhirnya warga kemudian mencoba membawa pulang ke rumah dan bahkan ada yang mencoba memasaknya dan memakannya.
"Ada yang dari Pulau Tehang, angkut pakai perahu sampai penuh perahu mereka, lalu dijual seharga Rp 5.000 per buah," kata Zulkifli.
Karena dianggap enak dan tidak apa-apa, sebagian dari labu itu kemudian dibawa ke pasar dan dijual.
"Iya mereka menjualnya di pasar Manalu," kata Agus, warga lainnya.
Namun, kini warga yang menjual labu tersebut sudah berhenti menyusul adanya larangan dari pemerintah setempat. Labu-labu itu dikhawatirkan mengandung bakteri yang bisa mengancam kesehatan.
Dari informasi yang dihimpun, pada labu tersebut menempel sejenis stiker dengan beberapa kalimat diantaranya tertera nama negara "New Zealand".
Beberapa pihak yang dimintai keterangan enggan menyampaikan pendapat karena takut berspekulasi asal mula labu tersebut. Berkembang dugaan, labu-labu itu berasal dari kapal yang karam atau sengaja dibuang oleh anak buah kapal karena kapal yang memuatnya kelebihan muatan saat menghadapi ombak.
Perairan Nusa Utara di Sulawesi Utara merupakan salah satu jalur yang sering dilalui kapal-kapal penyelundup dan illegal fishing dari dan ke Filipina. Hingga kini belum ada penjelasan yang pasti mengenai labu tersebut. (Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol)