Laporan Wartawan Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Dirjen Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Maridjan, mengaku ahli restorasi lukisan di Indonesia cukup minim. Padahal, banyak lukisan karya maestro seniman lukis Indonesia yang rusak karena retak.
Kemendikbud merencanakan pusat pelatihan SDM Kebudayaan yang mencetak ahli restorasi lukisan. Menurutnya, Museum H Widayat di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, berpotensi menjadi pusat pelatihan untuk ahli restorasi tersebut, karena lebih dari 200 lukisan karya Widayat mengalami retak seribu dan membutuhkan sentuhan ahli restorasi.
"Mengingat banyaknya objek yang bisa dipergunakan untuk pelatihan. Di sini ada banyak lukisan yang mengalami keretakan,” ujar Kacung di sela Pameran lukisan 20 tahun Museum Widayat bertajuk “Revitalisasi “ di Museum Widayat, Minggu (15/3/2015).
Menurut Kacung, belum adanya ahli restorasi lukisan di Indonesia itu membuat sejumlah orang merestorasi dengan bantuan tenaga ahli dari luar negeri. Padahal, biaya dan waktu yang diperlukan cukup besar.
Berangkat dari keprihatinan itu, Indonesia harusnya jangan terus bergantung pada ahli dari luar negeri. Contohnya, saat merestorasi lukisan karya Raden Saleh harus mengundang ahli dari luar negeri. Ke depan, pihaknya akan membangun storage museum nasional dan pusat pelatihan SDM Kebudayaan di Jakarta.
“Untuk tahun ini, kami juga merencanakan ada pelatihan ahli permuseuman dan ahli restorasi lukisan, termasuk juga konservasi kain dan batik,” sambung Kacung Maridjan.
Dia memaparkan, banyak seniman di Yogyakarta, Solo, dan Magelang bisa ikut menjadi peserta pelatihan restorasi lukisan tersebut. Ke depannya, dia akan mendatangkan ahli restorasi, sementara ada sebagian seniman ikut belajar dan ada proses transfer ilmu.
“Saya yakin banyak orang Magelang yang bisa ikut terlibat. Ke depan tentu saja, akan kami buat sertifikat khusus untuk ahli restorasi ini. Ada bekal ketrampilan dan pengetahuan untuk mereka,” papar Kacung.